Srinagar, MINA – Asosiasi Sekolah Swasta Kashmir (PSAK) mengecam maraknya serangan pemotongan rambut kepang wanita India, khususnya di Kashmir, karena telah menciptakan ketakutan psikosis di antara para siswa, terutama pelajar wanita.
PSAK dalam sebuah pernyataan pada Selasa (19/10) mengatakan bahwa insiden yang terjadi di Kashmir telah mempengaruhi para siswa, baik secara fisik maupun mental.
“Siswa perempuan takut datang ke sekolah. Para akademisi dan juga kegiatan ekstra kurikuler telah terpengaruh,” kata Ketua PSAK G N Var. Demikian Greater Kashmir memberitakan yang dikutip MINA.
Asosiasi tersebut mengatakan bahwa kegagalan pemerintah untuk menangkap pelaku kejahatan pemotongan rambut kepang, telah membuat situasi semakin buruk.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
“Korban terbesar adalah para siswa di pusat pelatihan. Para siswa ini akan datang ke pusat kuliah pagi hari, tapi sekarang mereka takut menghadiri kelas,” kata Var.
Asosiasi tersebut mendesak pemerintah untuk memberikan keamanan yang sangat mudah kepada semua institusi pendidikan, terutama yang diperuntukkan bagi anak perempuan.
Selain Kashmir, beberapa negara bagian di utara India sedang dilanda ketakutan karena maraknya serangan yang mengincar wanita lalu memotong rambut kepangnya. Rambut yang dipotong tidak dibawa pergi oleh pelaku, tapi hanya ditinggal di lokasi serangan.
Sejumlah wanita yang diserang lebih dulu dibius oleh semprotan kimia oleh pria tak dikenal sebelum dipotong kepangnya.
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
Menurut pejabat senior di kepolisian India, sudah lebih 1.500 insiden serangan pemotongan rambut kepang terjadi di berbagai wilayah India selama dua bulan terakhir. (T/RI-1/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September