Dhaka, MINA – PT Dirgantara Indonesia kembali mengekspor pesawat buatannya. Kali ini, sebuah Pesawat Kendaraan Militer CN-235-220 buatan anak bangsa dikirim ke Nepal.
Duta Besar RI Bangladesh Nepal, Rina P Soemarno menghadiri upacara serah terima pesawat tersebut. Adapun dari pihak Angkatan Darat Nepal diwakili oleh Brigjen Kumar Rayamajhi, Chief of Army Aviation.
Bagi PT Dirgantara Indonesia, ini adalah kali pertama mengekspor pesawat ke Nepal setelah penandatanganan kontrak pengadaan satu unit pesawat military transport tersebut pada 16 Juni 2017 lalu.
“Keberhasilan ekspor pesawat CN-235-220 ini menjadi bukti bahwa potensi pasar non tradisional Nepal, khususnya untuk industri strategis Indonesia, sangat besar”, ujar Dubes Rina dalam siaran pers KBRI Dhaka, Kamis (21/11).
Baca Juga: Jateng Raih Dua Penghargaan Nasional, Bukti Komitmen di Bidang Kesehatan dan Keamanan Pangan
Pesawat CN-235-220 yang akan digunakan oleh AD Nepal tersebut sangat istimewa karena memiliki lima konfigurasi yang dapat dirubah dalam waktu singkat, yaitu konfigurasi untuk pengangkutan pasukan/penerjun payung, konfigurasi untuk VIP, konfigurasi untuk evakuasi medis, pesawat penumpang, dan kargo.
Pesawat multiguna tersebut juga sangat cocok untuk digunakan di Nepal yang memiliki kontur geografi pegunungan.
Sebelum serah terima pesawat kepada AD Nepal, dilakukan proses flight-training oleh pilot Indonesia untuk pilot Nepal yang dipimpin oleh Capt. Esther Gayatri Saleh sebagai test pilot in command dan flight instructor.
Pesawat CN-235-220 yang telah tiba di Nepal sejak 2 November 2019 lalu, juga telah melalui serangkaian proses post-delivery inspection sebelum diserah-terimakan secara resmi kepada pihak AD Nepal.
Baca Juga: Pakar Timteng: Mayoritas Rakyat Suriah Menginginkan Perubahan
“Keberhasilan ekspor pesawat CN-235-220 buatan PT Dirgantara Indonesia ini diharapkan dapat mendorong BUMN lain di Indonesia untuk dapat melirik potensi pasar Nepal”, ujar Dubes Rina.
Nepal saat ini tengah gencar-gencarnya melakukan pembangunan di berbagai bidang antara lain infrastruktur jalan, kereta api, pembangunan bandara internasional baru, dan berbagai proyek infrastruktur untuk pariwisata.
“Ini adalah kesempatan yang sangat baik untuk dapat dimanfaatkan oleh BUMN Indonesia, karena jika Indonesia terlambat masuk ke pasar Nepal sekarang, maka kompetisi untuk masuk pasar Nepal akan lebih berat di masa yang akan datang”, jelas Dubes Rina. (T/Sj’P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Festival Harmoni Istiqlal, Menag: Masjid Bisa Jadi Tempat Perkawinan Budaya dan Agama