Tel Aviv, MINA – Puluhan ribu warga Israel kembali melakukan aksi demonstrasi pada Sabtu malam (11/2/2023), menentang pemerintah Benjamin Netanyahu yang berencana melemahkan peradilan.
Ini merupakan aksi pekanan, setelah berlangsung selama enam pekan berturut-turut. Quds Press melaporkan.
Menurut media Ibrani, puluhan ribu berpartisipasi dalam demonstrasi pusat di jalan-jalan utama pusat kota Tel Aviv. Para demonstran juga menutup jalan-jalan lalu lintas.
Ratusan warga Israel lainnya juga berdemonstrasi di depan rumah Presiden Israel, Isaac Herzog di Yerusalem, dan di depan rumah Menteri Kehakiman Yariv Levin di Modi’in.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Sementara ribuan warga Israel lainnya melakukan aksi unjuk rasa di kota Haifa.
Demonstrasi protes lainnya diadakan terhadap pemerintah Netanyahu di beberapa kota lain.
Polisi Israel tampak sibuk menutup banyak jalan bertepatan dengan demonstrasi.
Selain menolak apa yang disebut reformasi peradilan, para demonstran menyerukan pengunduran diri PM Netanyahu karena masih tersangkut tuntutan kasus korupsi.
Baca Juga: Setelah 20 Tahun AS Bebaskan Saudara Laki-Laki Khaled Meshal
Netanyahu kembali berkuasa setelah pemilihan yang diadakan November lalu, berkoalisi dengan partai sayap kanan dan ultra-Ortodoks.
Pemerintah Netanyahu mengumumkan penerapan reformasi sosial dan peradilan, yang ditolak oleh sebagian besar warga Israel.
Reformasi yudisial yang kontroversial akan memungkinkan parlemen Israel (Knesset) untuk membatalkan keputusan Mahkamah Agung dengan mayoritas sederhana dari 61 deputi di majelis 120 kursi. Sehingga hal ini memungkinkan PM Netanyahu lepas dari jerat hukum atas kasus yang menimpa dirinya.
Reformasi yang diusulkan juga akan mengubah sistem di mana hakim diangkat, memberi politisi lebih banyak kendali atas peradilan. (T/RS2/P1)
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel
Mi’raj News Agency (MINA)