Tel Aviv, MINA – Puluhan ribu warga Israel turun ke jalan di seluruh kota, Sabtu malam (29/4/2023), melakukan aksi protes pekan ke-17 berturut-turut menentang perombakan yudisial yang direncanakan pemerintahan PM Benjamin Netanyahu yang kontroversial.
Aksi protes dilancarkan bertepatan dengan akan dimulainya masa sidang musim panas Parlemen Israel (Knesset) pada hari Ahad. Times of Israel melaporkan.
Unjuk rasa utama di kota pesisir Tel Aviv, itu menampilkan pidato mantan Hakim Mahkamah Agung Yoram Danziger dan pemenang Hadiah Nobel bidang kimia Aaron Ciechanover.
Para pengunjuk rasa telah melakukan demonstrasi selama hampir empat bulan berturut-turut, menentang rencana koalisi garis keras untuk merombak sistem peradilan, di bawah kendali pemerintah dan mengekang kekuasaan pengawasan Mahkamah Agung.
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya
Sebelumnya, pada hari Kamis (27/4/2023), sekitar 200.000 massa pendukung pemerintah Netanyahu memadati jalan-jalan di sekitar Knesset di Yerusalem, melakukan unjuk rasa terbesar mereka memberikan dukungan publik kepada koalisi untuk rencananya itu.
Menghadapi penolakan besar-besaran, Netanyahu telah setuju bulan lalu menghentikan sementara perombakan untuk memberikan waktu negosiasi dengan penentang undang-undang tersebut.
Selama reses, perwakilan koalisi dan oposisi telah bertemu di Kediaman Presiden untuk membahas kemungkinan negosiasi perubahan undang-undang kekuasaan kehakiman itu.
Tidak ada kemajuan nyata yang dilaporkan hingga saat ini.
Baca Juga: Hujan Deras Rusak Tenda-Tenda Pengungsi di Gaza
Knesset dijadwalkan untuk kembali dari reses selama sebulan pada hari Ahad.
Rancangan Undang-Undang penting yang akan menempatkan penunjukan yudisial di bawah kendali politik telah melewati hampir semua tahap legislatif, dan siap untuk disahkan dalam beberapa hari, jika koalisi menginginkannya.
Kritikus mengatakan perombakan, yang akan mengalihkan sebagian besar kekuasaan kehakiman ke tangan pemerintah, akan membuat Israel menjadi negara demokrasi dalam nama saja, dan hanya akan melindungi para pemimpin dari pertanggungjawabannya serta tunduk pada keinginan pemerintah sayap kanan Netanyahu. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Abu Obaida: Sandera Perempuan di Gaza Tewas oleh Serangan Israel