Tel Aviv, MINA – Lebih dari 50 tawanan Israel yang dibebaskan mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sepenuhnya melaksanakan perjanjian gencatan senjata Gaza, dan mengamankan pembebasan mereka yang masih ditahan.
“Kami yang selamat dari [pemboman Israel] tahu bahwa kembalinya perang mengancam jiwa bagi mereka yang masih tertinggal,” kata 56 sandera yang dibebaskan dalam sebuah surat yang diunggah di platform media sosial Instagram pada Jumat (7/3) malam. Palestinian Information Center melaporkan.
“Terapkan perjanjian itu sepenuhnya, dalam satu manuver tunggal,” tegas para mantan tahanan itu.
Di antara mereka yang menandatangani surat itu adalah Yarden Bibas, yang istri dan dua putranya yang masih kecil tewas selama pemboman membabi buta Israel di Gaza.
Baca Juga: Inggris, Prancis, Italia, Jerman Dukung Inisiatif Arab untuk Rekonstruksi Gaza
Permohonan mereka datang ketika Brigade al-Qassam dari Hamas, merilis sebuah video yang memperlihatkan tentara Israel Matan Angrest masih hidup.
Dalam rekaman tersebut, Angrest juga meminta pemerintah Israel untuk melaksanakan fase kedua dari kesepakatan gencatan senjata Gaza dan mendesak presiden AS menekan Netanyahu terkait hal ini.
Fase pertama gencatan senjata Gaza berakhir pada tanggal 1 Maret setelah enam pekan relatif tenang yang mencakup pertukaran tawanan Israel dengan tahanan Palestina, meskipun tentara Israel tetap membunuh dan melukai banyak warga sipil serta melakukan berbagai pelanggaran gencatan senjata.
Sementara Israel mengatakan ingin memperpanjang fase pertama hingga pertengahan April, Gerakan Hamas bersikeras pada transisi ke fase kedua perjanjian, yang akan mengarah pada akhir perang secara permanen dan penarikan penuh Israel dari Gaza. []
Baca Juga: Hamas Desak Trump Bertemu Tahanan Palestina yang Dibebaskan Israel
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hari Perempuan Internasional, Perempuan Palestina Rasakan Pahitnya Pengungsian