Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PUPR: Masyarakat Lombok Gotong Royong Bangun Rumah

Rana Setiawan - Selasa, 11 September 2018 - 01:03 WIB

Selasa, 11 September 2018 - 01:03 WIB

7 Views

Bangunan roboh diguncang gempa di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Ahad, 29 Juli 2018. (Foto: dok. Top Metro News)

Jakarta, MINA – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menampik isu adanya kontraktor yang ditugaskan memperbaiki rumah masyarakat di Pulau Lombok yang rusak terkena dampak gempa beberapa waktu lalu.

“Jadi tidak ada kontraktor yang memperbaiki rumah masyarakat di Pulau Lombok,” ujar Basuki Hadimuljono di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (10/9), demikian laporan InfoPublik.

Menurut dia, masyarakat di sana saling bergotong-royong ketika membangun rumah yang rusak terkena guncangan gempa. Setiap warga memiliki peran masing-masing dalam memperbaiki satu unit rumah, sehingga waktu pengerjaannya bisa dilakukan dengan cepat.

“Masyarakat tidak menonton, tapi bergotong-royong membangun rumah mereka,” kata Basuki.

Baca Juga: Silaknas 2024, ICMI Undang Presiden dan Wapres

Peran PUPR, lanjutnya, membentuk tim masing-masing beranggotakan sembilan orang untuk mendampingi masyarakat membangun rumah. Tujuannya, untuk mentransfer ilmu pengetahuan kepada warga, agar mampu membuat bangunan yang tahan gempa.

Saat ini, pihaknya tengah melatih 1.200 orang warga di seluruh wilayah di Pulau Lombok untuk membangun rumah tahan gempa. Pembangunan rumah di sana menggunakan metode Rekompak dengan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) yang bisa tahan gempa.

“Teknologi yang diterapkan adalah yang tahan gempa,” imbuhnya.

RISHA adalah penemuan teknologi konstruksi knock down yang dapat dibangun dengan waktu cepat dengan menggunakan bahan beton bertulang pada struktur utamanya dan telah teruji tahan gempa hingga 8 skala richter (SR) dan 8 Modified Mercalli Intensity (MMI).

Baca Juga: Taiwan Rayakan 48 Tahun Kerja Sama Pertanian dengan Indonesia

Inovasi ini didasari oleh kebutuhan akan percepatan penyediaan perumahan dengan harga terjangkau dengan tetap mempertahankan kualitas bangunan sesuai dengan standar (SNI).

Selain sebagai solusi rumah yang rentan gempa, RISHA mudah dikembangkan tanpa harus mengubah bangunan awal. RISHA hanya mengonsumsi sekitar 60 persen bahan bangunan dibandingkan dengan teknologi konvensional.

Sementara waktu pembangunan instalasi RISHA lebih cepat serta jumlah tenaga kerja untuk merakit teknologi ini cukup 3 orang saja. RISHA juga menjamin kemudahan penjaminan mutu karena terukur dan terkosentrasi proses produksinya. (R/R01/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Prof El-Awaisi: Makkah Tempat Hidayah, Madinah Tempat Rahmat, Baitul Maqdis Tempat Jihad

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Pendidikan dan IPTEK
Indonesia