Dili, MINA — Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik Indonesia Muhadjir Effendy meresmikan Pusat Budaya Indonesia (PBI) di Dili, Timor Leste pada Kamis (25/4).
“Hari ini menandai puncak dari ide yang dicetuskan untuk menciptakan pusat budaya Indonesia yang akan berfungsi sebagai tempat kegiatan kebudayaan,” kata Mendikbud pada peresmian PBI.
Ia menambahkan, selain sebagai tempat kegiatan kebudayaan, juga menunjukkan pentingnya mengedepankan diplomasi budaya dan sebagai implementasi pertukaran budaya dan pendidikan antar kedua negara.
Mendikbud menyampaikan penghargaan dan apresiasi kepada Pemerintah Timor Leste atas kerja sama yang selalu terjalin dengan baik, khususnya di bidang pendidikan dan kebudayaan.
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
“Dalam kesempatan yang berbahagia ini, saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua yang terlibat dalam penyelenggaraan acara ini. Saya berharap Pusat Budaya Indonesia di Timor Leste dapat dipergunakan sebaik-baiknya oleh warga Indonesia di Timor Leste maupun warga Timor Leste itu sendiri,” pesan Mendikbud.
Indonesia dan Timor Leste memiliki hubungan yang istimewa. Sebagai negera terdekat dengan Timor Leste, kata Duta Besar Republik Indonesia untuk Timor Leste Sahat Sitorus, kedua negara memiliki kesamaan sosial budaya, agama, dan bahasa. Indonesia terus berupaya menjadi negara tetangga yang berperan aktif dalam mendukung pembangunan dan kemajuan di Timor Leste.
Di samping itu, Dubes Sahat mengatakan, Indonesia dan Timor Leste berkomitmen untuk terus melakukan berbagai upaya dalam mendukung kemajuan pendidikan dan kebudayaan.
“Pusat Budaya Indonesia dibangun sejak tahun 2015, dengan peletakan batu pertama oleh Presiden ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono. PBI dengan luas 2.500 meter persegi dan memiliki gedung 6 lantai ini, mulai beroperasi sejak tahun 2016,” ujarnya.
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
Pada peresmian PBI juga dilakukan pameran Indonesia Higher Education Expo 2019 yang diikuti 23 perguruan tinggi negeri dan swasta, 19 dari Indonesia dan 4 dari Timor Leste. Kegiatan yang dilaksanakan oleh KBRI untuk Timor Leste tersebut merupakan wadah untuk meningkatkan kerja sama di bidang pendidikan tinggi termasuk riset dan pertukaran IPTEK.
Selain itu, juga sebagai upaya meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan di Indonesia sebagai mitra, membuka akses seluas-luasnya bagi pemuda Timor Leste untuk mengikuti pendidikan di Indonesia.
Sejarah Berdirinya PBI di Timor Leste
Pembangunan PBI merupakan suatu keputusan politik antara Indonesia dan Timor Leste. Dalam pertemuan Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono, dengan Perdana Menteri Republik Demokratik Timor Leste, Xanana Gusmao, di Istana Negara pada tanggal 26 April 2008, Presiden RI mengharapkan dapat dibangun PBI di Dili.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Hal tersebut kemudian diperkuat dengan hasil Joint Ministerial Meeting (JMC) ke-4 Indonesia-Timor Leste, yang menyepakati pembangunan PBI di Dili.
Pada tanggal 28 Juli 2010, di Dili, Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa PBI memiliki makna strategis dalam mempererat dan memperkokoh hubungan dan kerja sama antara Indonesia dan Timor Leste, serta menjadi salah satu instrumen soft power dari politik luar negeri Indonesia.
PBI merupakan sarana untuk meningkatkan dan memperkuat “people to people contact” dan mempererat hubungan persahabatan antara kedua bangsa melalui berbagai kegiatan bersama secara terencana, terarah, dan profesional di bidang sosial-budaya. (A/R10/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia