Pusat Penelitian Ilmiah Internasional Imam Maturidi Gelar Pertemuan Dunia

Makam Imam Maturidi. (Dokumentasi Kedutaan Besar Uzbekistan di Jakarta)

Tashkent, MINA – Pusat Penelitian Ilmiah Internasional di bawah Akademi Islam Internasional untuk pertama kalinya mengadakan Pertemuan Ilmiah “Dewan Ilmiah Internasional” secara virtual pekan lalu.

Sebagaimana keterangan resmi Kedutaan Besar Uzbekistan di Jakarta, Rabu (23/3), Uzbekistan telah lama menjadi pusat sains dan pencerahan, serta pusat budaya sejak zaman kuno.

Tercatat nama-nama cendikiawan Muslim dunia dari Uzbekistan seperti Imam Bukhari, Imam Tirmidzi, Mahmud Zamakhshari, Abu Mansur Maturidi, Abu Muin Nasafi, Muhammad Khwarizmi, Ahmad Farghani, Abu Rayhan Biruni, Abu Ali ibn Sina, Mirzo Ulugbek dan banyak cendekiawan Muslim lainnya.

Mereka tercatat mencapai kegemilangan tidak hanya dalam sejarah Islam, tetapi juga dalam sejarah peradaban dunia.

Secara khusus, aliran Maturidiyah, yang didirikan pada abad kesepuluh oleh pemikir Samark dan Abu Mansur Maturidi, yang dikenal sebagai “Imam Al-huda” (Imam Pembimbing), tersebar luas di seluruh dunia Islam.

Pusat Penelitian Ilmiah Internasional Imam Maturidi, yang didirikan atas prakarsa Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev, tidak diragukan lagi akan menjadi salah satu pusat ilmiah dan pendidikan dari Renaisans Ketiga, serta membantu meningkatkan pendidikan dan kesempurnaan spiritual orang-orang Uzbek yang berjuang untuk tahap perkembangan yang baru.

Badan Ilmiah Internasional dari Pusat dibentuk dalam rangka menyelenggarakan kegiatan Pusat Penelitian Ilmiah Internasional Imam Maturidi di tingkat dunia, guna menjalin kerjasama antar lembaga penelitian terkemuka dunia.

Selain itu juga menjalin kerja sama dengan para pakar dan ilmuwan terkemuka dunia melakukan penelitian di lapangan, memperkenalkan kepada dunia kehidupan serta warisan ilmiah dan spiritual yang kaya dari Imam Maturidi dan para pengikutnya, serta ajaran Maturidiyah.

Dewan ilmiah internasional terdiri lebih dari 20 cendikiawan lokal dan internasional. Ketua Dewan Muslim Uzbekistan, Mufti, anggota Dewan Tertinggi Liga Muslim Dunia Usmankhan Alimov adalah ketua Dewan Ilmiah Internasional.

Cendekiawan asing terkenal, lembaga penelitian terkemuka dunia, peneliti yang melakukan penelitian di lapangan, pakar, peneliti dari Center, dan lainnya berpartisipasi dalam pertemuan tersebut.

Secara khusus, Sekretaris Jenderal Akademi Studi Islam Al-Azhar Dr. Nazir Muhammad Ayyad, Rektor Universitas Islam Rusia, akademisi Rafik Mukhametshin, mantan Mufti Bosnia, Presiden Kongres Dunia Bosniaks Dr. Mustafa Cherich. Juga Profesor Universitas Ibn Khaldun di Turki Hamza Bakri dan ilmuwan lainnya, tokoh pemerintah dan tokoh masyarakat menghadiri pertemuan tersebut.

Dalam pertemuan tersebut disoroti, mempelajari warisan Imam Maturidi dan mempromosikannya kepada masyarakat internasional adalah tugas yang terhormat dan bertanggung jawab.

Selain itu, lebih dari 30 perwakilan bidang dan kepala lembaga penelitian dari Mesir, Yordania, Turki, Jerman, Bosnia dan Herzegovina, Rusia, Afghanistan, Malaysia, Kazakhstan, dan Kirgistan berpartisipasi dalam pertemuan dewan internasional tersebut.

Sejumlah masalah penting sehubungan dengan kegiatan awal Dewan Ilmiah Internasional, termasuk promosi ajaran moderat di dunia Islam, studi tentang ajaran Maturidiyah, kerjasama dengan lembaga penelitian terkemuka dan para ahli untuk menyelenggarakan kegiatan Pusat Internasional.

Keterlibatan hibah luar negeri dalam kegiatan Pusat, pembahasan piagam Beasiswa Internasional dinamai Imam Maturidi, koleksi salinan asli dan elektronik dari sumber ajaran Imam Maturidi dan Maturidiyah di perpustakaan Pusat, pembuatan platform elektronik mereka dan rencana penelitian masa depan dari Pusat dibahas dalam pertemuan tersebut.

Anggota Dewan Ilmiah Internasional sepakat untuk lebih memperluas kerja sama ilmiah dan mengadakan pertemuan rutin.(R/R1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.