Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Qatar Petroleum: Terima Kasih Blokadenya, Kami Semakin Kuat

Rudi Hendrik - Senin, 24 Juli 2017 - 20:08 WIB

Senin, 24 Juli 2017 - 20:08 WIB

181 Views

Presiden dan CEO QP Saad Sherida Al-Kaabi. (Foto: Getty)

Presiden dan CEO QP Saad Sherida Al-Kaabi. (Foto: Getty)

Doha, MINA – Ketua Qatar Petroleum (QP), perusahaan minyak milik negara, mengatakan, blokade yang dipimpin Arab Saudi terhadap negaranya yang berusaha membawa pemerintah Doha bertekuk lutut, hanya memperkuat negara Teluk kecil tersebut.

Dalam sebuah wawancara di Doha pada Ahad (23/7), Presiden dan CEO QP Saad Sherida Al-Kaabi mengatakan bahwa negara mengucapkan terima kasih kepada Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Mesir atas tindakan mereka terhadap Qatar.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada empat negara atas blokade mereka, karena telah membuat Qatar menjadi lebih kuat, membuat rakyat Qatar lebih kuat, bisnis mereka lebih kuat. Kami akan keluar dari ini jauh lebih kuat dari sebelumnya,” katanya. Demikian The New Arab memberitakan yang dikutip MINA.

Menurutnya, blokade negara-negara tetangga itu tidak akan mempengaruhi sedikit pun negara terkaya di dunia itu.

Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah

Produksi Qatar yang mencapai 77 juta ton gas per tahun telah memperkuat posisinya sebagai pengekspor gas alam cair (LNG) terbesar di dunia, mendorongnya menjadi salah satu negara terkaya di dunia.

“Tidak ada pembeli LNG yang tidak meminta Qatar untuk memasoknya,” kata Kaabi lalu menyebut negara-negara seperti Jepang, Cina, Jerman, Inggris dan bahkan UEA yang mengandalkan sekitar 57 juta meter kubik gas per hari dari Qatar.

Namun, Kaabi menegaskan bahwa negara tersebut tidak berniat memotong pasokan gas terhadap UEA, meski ada tindakan melawan pemerintah Doha.

“Kami menandatangani kontrak baru selama 10 tahun untuk memasok dua sampai 300 juta kubik (8,5 juta meter kubik) gas per hari. Kami juga memiliki kontrak 15 tahun untuk memasok Dubai dengan pengiriman LNG, jadi itu sekitar 40 persen dari kebutuhan mereka, untuk listrik,” kata Kaabi.

Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama

Menurutnya, jika UEA menghentikan pasokan gas, bahaya terbesar adalah pada rakyat UEA sendiri.

“Orang-orang UEA adalah sepupu, saudara, dan teman-teman dan kami tidak menentang mereka,” tambahnya.

Pada tanggal 5 Juni lalu, Arab Saudi, UEA, Bahrain, dan Mesir memutuskan semua hubungan dengan pemerintah Doha dan memulai blokade terhadap negara Teluk itu.

Keempat negara Arab tersebut menuduh Qatar memiliki hubungan dengan Iran dan mendanai kelompok ekstremis. Namun, Qatar membantah keras tudingan tersebut. (T/RI-1/RS3)

Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Palestina
Internasional
Internasional
Palestina