Ouagadougou, 19 Safar 1437/1 Desember 2015 (MINA) – Rakyat Burkina Faso akhirnya memilih Roch Marc Christian Kabore sebagai pemimpin baru bangsa itu, setelah melalui pemilu nasional bersejarah pada Ahad (29/11).
Menurut hasil awal komisi pemilu, Kabore adala seorang sipil kedua yang akan menjadi presiden sejak negara Afrika Barat itu memenangkan kemerdekaannya pada 1960.
Komisi Pemilihan Nasional Independen mengatakan pada Selasa (1/12) pagi, hasil menunjukkan, Kabore dari Partai Gerakan Rakyat untuk Kemajuan, memenangkan 53,5 persen suara, jumlah yang cukup untuk mengamankan kemenangan putaran pertama. Al Jazeera memberitakannya yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Kabore (58) akan menggantikan pemerintahan transisi yang diberlakukan setelah Blaise Compaore, pemimpin lama Burkina Faso, digulingkan dalam pemberontakan rakyat pada Oktober 2014.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Kandidat Zephirin Diabre berada di posisi kedua dengan 29,6 persen suara, dan Tahirou Barry berada di posisi ketiga dengan tiga persen.
Barthelemy Kere, presiden komisi pemilihan, mengatakan, 60 persen dari 5,5 juta pemilih di negara itu terdaftar berpartisipasi dalam pemilu Ahad.
Empat belas calon bersaing dalam pemilihan untuk menggantikan pemerintah transisi.
Pemilu awalnya dijadwalkan pada Oktober, tapi ditunda setelah ada upaya kudeta oleh pengawal Compaore pada bulan September.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Michel Kafando, presiden dan perdana menteri sementara akan mengembalikan kekuasaan setelah sepekan.
Ratusan pendukung Kabore pada Senin malam berkumpul di markas kampanye saat hasil awal menunjukkan kemenangannya. Saingannya, Diabre bergabung dan mengucapkan selamat kepadanya.
Burkinabe di ibukota Ouagadougou yang sudah lelah dengan kekacauan politik merayakan akhir dari krisis.
Sebelumnya, Kabore adalah perdana menteri dan ketua parlemen di bawah pemerintahan Compaore.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Pada Januari 2014, Kabore dan politisi lainnya menentang upaya Compaore yang ingin mengamandemen konstitusi agar memungkinkan dia untuk memperpanjang kekuasaannya.
Compaore sendiri merebut kekuasaan dengan kudeta dan memerintah selama 27 tahun dengan memenangkan empat pemilu yang semuanya dikritik “tidak adil”. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu