RAKYAT PALESTINA TAK MERASA AMAN

Pemuda Palestina berada di dalam salah satu rumah yang dibakar-(sumber foto: Oren Ziv/Activestills)
Pemuda Palestina berada di dalam salah satu rumah yang dibakar (sumber foto: Oren Ziv/Activestills)

serangan api terkini terhadap sejumlah rumah di Distrik Duma, Nablus, Tepi Barat oleh pemukim ilegal esktrimis Yahudi Israel yang menewaskan seorang memicu ketakutan.

Apalagi, perlindungan hukum rakyat Palestina di negerinya sendiri tidak terjamin.

Di bawah invansi  Otoritas Pendudukan Israel, pemerintah Palestina juga sulit berkutik. Mereka hanya bisa mengadu pada dunia internasional karena Israel selalu bersikap timpang, sekali pun Israel selalu mengatakan tidak menoleransi kejahatan hak asasi manusia (HAM).

Kematian bayi laki-laki bernama Ali Saab Dawabsheh (18 bulan) dalam serangan pembakaran pada Jumat (31/7) pagi di Duma, Nablus itu, mendapat perhatian dari seluruh dunia, termasuk dari Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat.

Berdasarkan laporan organisasi HAM wilayah jajahan Israel, Yesh Din, sebanyak 85 persen penyelidikan kejahatan pemukim ilegal ekstrimis Yahudi Israel terhadap rakyat Palestina tidak tuntas. Alasannya beragam, mulai dari kegagalan pihak kepolisian melacak pelaku, hingga minimnya barang bukti.

Data kejahatan ekstrimis Yahudi juga panjang dalam pengawasan kelompok HAM Al-Haq. Sejak Januari hingga Mei lalu, tindak pidana yang dilakukan pemukim ilegal ekstrimis Yahudi Israel terhadap rakyat Palestina di Tepi Barat dan Al-Quds Timur mencapai 42 kasus.

Umm Mustafa, tetangga keluarga korban teror serangan api. Rumahnya juga ikut menjadi target. (Sumber foto: Nigel Wilson/Al Jazeera)
Umm Mustafa, tetangga keluarga korban teror serangan api. Rumahnya juga ikut menjadi target. (Sumber foto: Nigel Wilson/Al-Jazeera)

Sementara itu, Kantor Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan menyatakan pemukim ilegal ekstrimis Yahudi Israel melakukan 120 kejahatan terhadap warga dan properti milik warga Palestina di Tepi Barat dan Al-Quds Timur pada tahun ini.

“Kami tidak merasa aman. Saya akan mempertimbangkan untuk meninggalkan Duma dan pindah menuju Nablus secara permanen,” ujar Umm Mustafa, tetangga korban serangan api, seperti dilaporkan Al-Jazeera, dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Maklum, rumah Umm juga tidak luput dari teror, kendati hanya di bagian teras. Dia dan keluarganya selamat karena sedang tidak ada di rumah. “Saya beruntung,” kata Umm mengelus dada. Meski demikian, teror api itu menyisakan kenangan buruk dan kegetiran.

Tulisan Grafiti dalam bahasa Ibrani “Balas Dendam” dan “Panjang Umur Messiah” ditulis sekelompok pemukim ilegal ekstrimis Yahudi yang disebut “Price Tag“-menjadi slogan-slogan rasis- sebelum melarikan diri dari aksi pembakaran dua rumah -salah satunya milik Umm Mustafa- di Duma itu juga sudah cukup membuat Umm bergetar.

“Padahal, kami tidak melakukan apa pun pada mereka. Pemukim Israel bahkan bukan tetangga kami. Duma merupakan kampung yang sangat tenang dan sunyi,” terangnya.

Tulisan grafiti "balas dendam" di dinding luar salah satu rumah yang menjadi korban serangan. (Sumber foto: Oren Ziv/ Activestills)
Tulisan grafiti “Balas Dendam” di dinding luar rumah Umm Mustafa. (Sumber foto: Oren Ziv/ Activestills)

Israel melarang rakyat Palestina memiliki senjata dengan dalih untuk memastikan keamanan dan stabilitas negara. Namun, mereka tidak mampu menjamin keamanan rakyat Palestina. Pemukim ilegal ekstrimis Yahudi Israel juga dinilai tidak segan bertindak jahat karena kebal hukum.

Direktur Jenderal Al-Haq, Shawan Jabaran, mengatakan, bagaimana pun pemukim ilegal ekstrimis Yahudi Israel akan sulit dicegah melakukan teror. “Sebab, tentara, komandan tentara, dan pemimpin politik Israel ikut ambil bagian dalam kejahatan ini,” kata Jabaran. (T/P020/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Admin

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0