Ramadhan Bulan Memperbanyak Tadarus Al-Quran

 

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Mi’raj News Agency (MINA), Da’i Pesantren Al-Fatah Bogor

Bulan suci disebut juga sebagai bulan Al-Quran. Seperti disebutkan Allah  di dalam firman-Nya:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ…..

Artinya: “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)…..”. (Q.S. Al-Baqarah [2]: 185).

Imam Ibnu Katsir menyebutkan tentang ayat ini bahwa Allah telah menyanjung bulan puasa Ramadhan dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya dengan dipilihnya sebagai waktu diturunkannya Al-Quran.

Karena keistimewaan bulan Ramadhan ini pula, kitab-kitab suci lainnya pun diturunkan kepada para Nabi di bulan ini. yaitu, Shuhuf Ibrahim diturunkan pada malam pertama Ramadhan, Taurat diturunkan pada enam Ramadhan, dan Injil diturunkan pada tiga belas Ramadhan. (H.R. Ahmad).

Al-Quran merupakan mu’jizat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, yang paling agung dan akan terus nampak hingga akhir zaman.

Keberkahannya terus mengalir dan tak akan pernah terputus. Sebuah kitab suci yang akan selalu membimbing manusia menuju kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Itulah maka Al-Quran merupakan pedoman hidup Muslim, obat dari segala penyakit badan dan hati, dan banyak keistimewaan lainnya.

Allah menyebutkan di dalam ayat:

وَ نُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَ رَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ لَا يَزِيْدُ الظَّالِمِيْنَ إِلَّا خَسَارًا

Artinya: “Dan Kami turunkan Al-Quran menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, sedangkan bagi orang-orang yang zhalim hanya akan menambah kerugian.” (Q.S. Al-Isra’ [17]: 82).

Tadarus Al-Quran

Di dalam hadits disebutkan bahwa Malaikat Jibril menjumpai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pada setiap malam bulan Ramadhan untuk bertadarus Al-Quran. (H.R. Bukhari dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘Anhu).

Rasulullah Shalallahu ’Alaihi Wasallam juga menyebutkan kaitan kuat antara puasa Ramadhan dengan Al-Quran dalam sabdanya :

الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَيْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ قَالَ فَيُشَفَّعَانِ

Artinya : “Puasa (Ramadhan) dan Al-Qur’an itu memintakan syafa’at untuk seseorang di hari Kiamat nanti. Puasa berkata: Wahai Rabbku, aku telah mencegah dia memakan makanan dan menyalurkan syahwatnya di siang hari, maka berilah aku hak untuk memintakan syafa’at baginya. Dan berkata pula Al-Qur’an : Wahai Rabbku aku telah mencegah dia tidur di malam hari (karena membacaku), maka berilah aku hak untuk memintakan syafaat baginya. Maka keduanya diberi hak untuk memintakan syafaat.” (H.R. Ahmad dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu ‘Anhu).

Maka, pada Ramadhan pula kita sebagai umat Islam, layak membuat target amaliyah Ramadhan, misalnya dalam bulan Ramadhan ini saya hendak mengkhatamkan Al-Quran minimal satu kali khatam. Atau dalam Ramadhan ini saya targetkan menghafal Juz ‘Amma atau surat-surat pilihan tertentu, dan seterusnya.

Karena itu para orang shalih terdauhulu, seperti kebiasaan Sufyan Ats-Tsauri ketika menjumpai bulan suci Ramadhan, adalah beliau meninggalkan berbagai kegiatan dan memperbanyak bertadarus Al-Quran.

Demikian pula ulama Zubaid Al-Yami saat memasuki bulan Ramadhan, beliau secara khusus mengumpulkan murid-muridnya untuk mengkaji kandungan Al-Quran.

Di kalangan orang-orang shalih terdahulu, hingga para sahabat dalam sebulan Ramadhan dapat mengkhatamkan tadarus Al-Quran bukan hanya satu atau dua kali khatam, Namun ada yang sampai lima, sepuluh, dua puluh hingga tiga puluh kali khatam.

Terkait itu Ibnu Rajab menybeutkan, memang ada larangan mengkhatamkan Al-Quran hanya dalam sehari semalam atau kurang dari tiga hari. Jika itu khusus dilakukan terus-menerus. Namun, pada waktu-waktu yang memiliki keistimewaan luar biasa yakni bulan suci Ramadhan, bulannya Al-Quran, wabil khusus lagi pada malam-malam yang di dalamnya diburu Lailatul Qadar. Maka justru dianjurkan memperbanyak tadarus Al-Quran sebagai bentuk perhatian pada bulan Ramadhan itu.

Demikian pula mengingat dilipatgandakannya bacaan Al-Quran, maka imam-iman Shalat Malam (tarawih) pun memilih bacaan yang lebih panjang dibandingkan shalat lainnya. Bahkan ada yang satu kali sahalat malam khatam satu juz. Ini karena limpahan pahalanya yang hanya terjadi pada bulan suci Ramadhan.

Kalaulah kita menyediakan waktu sehari semalam tidak kurang dari satu jam untuk membuka, membalas dan memberi komen pada handphone dan media sosial yang kita punya. Dan satu jam itu cukup untuk bertadarus satu juz Al-Quran. Maka, mari kesempatan Ramadhan ini kita siapkan waktu minimal sehari satu jam, satu juz, bertadarus Al-Quran. Sehingga kita memperoleh berkahnya Al-Quran.

Semoga Allah senantiasa memberikan kita petunjuk, kekuatan dan kemudahan dalam mencintai dan mentadarusi dan mentadaburi Al-Quran sepanjang Ramadhan tahun ini. Hingga kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin Yaa Rabb. (A/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Comments: 0