Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ramadhan di Pesantren Al-Fatah, Tarawih Bersama Imam Al-Aqsha

Ali Farkhan Tsani - Rabu, 14 Juni 2017 - 12:27 WIB

Rabu, 14 Juni 2017 - 12:27 WIB

298 Views

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ramadhan dengan segala nuansanya dapat kita rasakan dengan khidmat dan berkesan. Misalnya saja saat buka bersama dengan teman-teman kantor, atau saat tadarus Al-Quran di apartemen.

Juga suasana tausiyah di masjid di kompleks perumahan, bukber anak-anak yatim dan tahfidz, saat mengirim makanan ke orang tua hingga waktu mudik lebaran nanti.

Tak terkecuali kesan mendalam itu terasa di Kompleks Pondok Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Baca Juga: Langkah Kecil Menuju Surga

Memasuki gerbang Pesantren, terpampang spanduk besar dengan background Kubah Ash-Shakhrah, kawasan Al-Aqsha, dan ucapan “Marhaban Ramadhan”.

Masuk ke dalam, langsung berhadapan dengan Masjid At-Taqwa, masjid besar tiga lantai yang dapat menampung sekitar 1.500 jamaah.

Demikian pula saat bulan Ramadhan ini. Setiap waktu shalat fardhu, mulai dari shalat Shubuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib hingga Isya, hampir sama penuhnya.

Sekitar 500 jamaah orang tua, remaja dan santri, memenuhi ruangan utama ibadah shalat, tertata sekitar 15 shaf setiap waktu shalatnya. Hatta shalat Shubuh sekalipun. Jumatan lebih-lebih bisa mencapai di atas 1.000 jamaah, karena ada tambahan karyawan dari perusahaan-perusahaan sekitar.

Baca Juga: Akhlak Mulia: Rahasia Hidup Berkah dan Bahagia

“Shawwu sufuufakum….,” Imam masjid selalu memberikan komando agar makmum merapatkan shaf. Mata kaki bertemu mata kaki, pundak menempel pundak lainnya. Jika sudah lurus dan rapat, barulah imam bertakbir “Allaahu Akbar”, memulai memimpin shalat.

Bacaan yang tartil terdengar khusyu’ jika shalat Maghrib, Isya dan Shubuh, serta gerakan yang tuma’ninah, tidak tergesa-gesa sangat terasa nikmat.

“Baru pertama saya merasakan shalat sekhusyu di sini,” ujar salah seorang jamaah, orang tua, yang sedang berkunjung ke pesantren ini.

Pada sessi Ramadhan, kaum pemuda pun dijadwal mengimami shalat tarawih dan memberikan tausiyah kultum (kuliah tujuh atau tujuh belas menit).

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-22] Islam Itu Mudah, Masuk Surga Juga Mudah

Lainnya, kegiatan tadarus setiap bada shalat fardhu. Santri-santri Tsanawiyah dan Aliyah diwajibkan mengkhatamkan tadarus Al-Quran minimal satu kali sebelum liburan pekan terakhir Ramadhan. Beberapa santri malah ada yang bisa 2-3 kali khatam sepanjang Ramadhan ini.

Ibu-ibu pun bertadarus hingga khatam, yang dilakukan di masjid, di emper-emper masjid, hingga di teras rumah-rumah warga sekitar pondok. Demikian pula kaum bapaknya, yang biasanya setiap selesai shalat fardhu.

Kajian Tafsir Al-Quran Al-Maraghi disajikan tiap Jumat pagi ba’da Shubuh dan Kajian Tematik setiap Ahad pagi. Dilanjutkan pembagian pengiriman para khatib Jumat ke berbagai masjid di wilayah Jabodetabek.

Catatan Lembaga Bimbingan Ibadah dan Penyuluhan Islam (LBIPI), ada sekitar 60 masjid binaan dakwah di wilayah Jabodetabek.

Baca Juga: Baca Doa Ini Saat Terjadi Hujan Lebat dan Petir

Awal pekan Ramadhan ini, Penulis dijadwalkan mengisi khutbah di Masjid di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, Bantargebang  Bekasi, dan Cileungsi.

Dan sesuai arahan Pembina Dakwah Pesantren, inti yang harus selalu disampaikan kepada para jamaah Jumat adalah memberikan nasihat agar senantiasa meningkatkan takwa, istiqamah dalam memperibadati-Nya serta menjaga persatuan dan kesatuan umat Islam, hidup berjama’ah.

Tarawih Bersama Imam Al-Aqsha

Shalat tarawih di Masjid At-Taqwa Kompleks Pesantren Al-Fatah Cileungsi, dibagi ke dalam dua shif. Bagian pertama ba’da shalat Isya, setelah shalat sunnah ba’diyah dan kultum. Jamaah pun melaksanakan shalat Tarawih 11 rakaat.

Baca Juga: Ini Doa Terbaik Dari Keluarga untuk Jamaah Yang Pulang Umrah

Shif kedua dilaksanakan pada sepertiga malam yang akhir, skitar pukul 02.30 sampai selesai menjelang sahur. Para imam yang di antaranya dipilihkan dari santri Hafidz menyelesaikan satu juz dalam shalat tarwaih 8 rakaat. Sebelum ditutup dengan shalat witir.

Adzan awal pun dikumandangkan sekitar jam 03.00 pagi, membangunkan warga untuk saatnya shalat tahajud. Adzan awal ini sudah dilakukan sejak berdirinya Pesantren Al-Fatah sekitar tahun 1990-an.

Dalam sebulan shalat tarawih, selesailah 30 juz Al-Quran alias khatam bersamaan dengan selesainya bulan suci Ramadhan. “Satu malam satu juz” begitu targetnya, yang dibaca oleh imam shalat tarawih.

Dan, pekan kedua ini, jamaah Masjid At-Tawa Pesantren Al-Fatah, mendapat karunia dengan kehadiran tamu agung, Imam Masjid Al-Aqsha Palestina, Syaikh Musthafa Muhammad Aburrahman Thawil.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-21] Tentang Istiqamah

Syaikh Musthafa yang juga adalah Hakim Agung Syariah Palestina berkenan mengimami Tarawih dan memberikan tausiyahnya seputar keutamaan dan kondisi terkini Masjid Al-aqsha.

“Berbicara tentang Al-Aqsha berarti berbicara tentang bagian dari Aqidah Islam. Sebab Allah sendiri menyebutnya di antaranya pada awal Surat Al-Isra, Al-Aqsha adalah kiblat pertama umat Islam, dan bumi Isra Mi’raj yang menghasilkan shalat fardhu.

“Al-Aqsha juga merupakan satu dari tiga masjid selain Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah, yang sangat dianjurkan oleh Nabi untuk dikunjungi umat Islam,” ujarnya.

Menurutnya, warga di kawasan Al-Quds, Palestina, merasa bahagia dan terharu jika ada saudara-saudaranya dari luar Palestina, termasuk dari Indonesia yang sempat menengoknya di sana. Sementara warga Palestina sendiri, di bawah usia 45 tahun dilarang masuk ke kawasan Al-Aqsha.

Baca Juga: Hijrah Hati dan Diri: Panduan Syariah untuk Transformasi Spiritual dan Pribadi

“Biarlah kalian umat Islam yang masuk ke dalam, kami para pemuda Palestina yang mengawal di luar,” ucapnya.

Tak mengapa bayar visa ke otoritas Israel, apapun yang penting bisa sampai shalat di Masjid Al-Aqsha, ujarnya meyakinkan.

Sehingga dengan datang terus-menerus, rombongan demi rombongan, menunjukkan umat Islam itu satu, ada di mana-mana di seluruh penjuru dunia ini. Bergerak ke sana tidak tingggal diam. Dan itu perintah Nabi.

Lebih terasa diimami syaikh dari Al-Aqsha, yang difasilitasi kehadirannya oleh Kedutaan Besar Palestina di Jakarta. Terutama ketika beliau membaca Surat Al-Isra rakaat pertama hingga ke delapan.

Baca Juga: Aksi Peduli Palestina: Cara Efektif dan Nyata Membantu Sesama yang Membutuhkan

Nuansa dan sinyal Pembebasan Al-Aqsha itu pun semakin terasa.

Semoga giliran kami yang akan berkunjung ke tempatmu ya Syaikh, Masjidil Aqsha, yang pahalanya sama dengan 500 kali dibandingkan di masjid lain, selain Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Insya-Allah. Aamiin. (RS2/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Enam Cara Mudah Bantu Palestina

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
MINA Millenia