Oleh : Shobariyah Jamilah/Wartawan MINA ( Mi’raj Islamic News Agency)
Ramadhan adalah momentum bulan perjuangan dan tantangan, karena umat Islam tidak hanya berjuang menahan lapar dan dahaga saja dari fajar sampai terbenam matahari ketika azan maghrib berkumandang. Banyak momen yang terjadi pada Ramadhan saat ini yang harus dijalankan oleh kaum muslimin selain berjuang menahan hawa nafsu.
Diberbagai negara, menjalankan puasa Ramadhan berbeda halnya di Indonesia, mereka menjalankan penuh perjuangan dan tantangan dengan ujian lebih berat dari yang mereka rasakan.
Ramadhan di Cina
Situasi Ramadhan di kawasan bagian Asia Timur, Cina tepatnya di kota Xinjiang sebuah daerah otonom dari Republik Rakyat Cina di sebelah barat laut dengan populasi muslim Xinjiang sekitar 22 juta jiwa. Telah jelas Allah mewajibkan setiap seluruh umat Islam harus berpuasa pada Ramadhan tidak membedakan profesi, negara, budaya, suku bangsa dan bahasa.
Namun lain halnya dengan Muslim di Xinjiang negara mayoritas Budha itu, menurut situs web Pemerintah Cina pada Rabu (2/7) mengumumkan bahwa mereka melarang muslim di Cina untuk menjalankan ibadah puasa pada bulan suci Ramadhan ini.
Partai komunis Cina yang atheis berkuasa secara resmi dan bertahun-tahun telah melarang warga Xinjiang tidak hanya puasa namun juga mengikuti praktik keagamaan trasisonal selama Ramadhan. Aturan tersebut terlihat lebih ketat dari pada beberapa tahun terakhir.
Sementara instansi lainnya di Distrik Qaraqash, Xinjiang barat juga menyatakan, “Sesuai dengan instruksi pemerintah, kami menyerukan kepada semua pegawai untuk tidak berpuasa selama Ramadhan”
Sebelumnya, China melarang semua pegawai di kantor-kantor pemerintah, rumah sakit dan sekolah di Wilayah Xinjiang melarang untuk berpuasa, dimaksudkan untuk menjamin kesehatan pegawai pemerintah.
Peringatan pemberitahuan juga telah dipublikasikan yang menyatakan bahwa pejabat pemerintah tidak boleh puasa. Namun, instansi pemerintah tertentu juga pernah dilaporkan mendistribusikan kupon makanan gratis selama bulan Ramadhan.
Dengan adanya laporan larangan Muslim Cina di Xinjiang untuk berpuasa selama , negara-negara Islam seperti Arab Saudi dan negara-negara lainnya mengecam larangan Pemerintah Cina tersebut.
Larangan berpuasa bagi umat muslim di Provinsi Xinjiang, Tiongkok memanglah sagat disayangkan. Larangan itu juga berlaku bagi para mahasiswa jika ketahuan mereka akan dipaksa makan dan jika tetap berpuasa mereka akan dihukum, dan pemerintah akan memberikan peringatan resmi kepada Uighurs yang menolak makan akan berdampak tidak diberi surat kelulusan.
Mereka mendesak Arab Saudi dan negara-negara Muslim lainnya untuk mengambil tindakan politik dan ekonomi terhadap Cina atas larangan tersebut. Mereka juga menyerukan untuk memboikot produk-produk Cina.
Sebanyak 57 anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI), mengatakan, pihaknya telah menghubungi Pemerintah Cina untuk membahas masalah tersebut.
Mohammad Badahda, asisten skretaris jendral World Assembly of Muslim Youth.tindakan China merupakan pelanggaran terhadap Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia yang melindungi kebebasan beragama dan pendapat.
Tidak hanya negara-negara muslim tapi negara minoritas muslim, anggota Parlemen Eropa Konservatif Inggris, Sajjad Karim, menyuarakan keprihatinan atas keputusan pemerintah Cina yang melarang pegawai pemerintah dan mahasiswa melaksanakan puasa selama Ramadhan.
Menurut sebuah pernyataan pers yang dikeluarkan oleh partainya, dalam surat yang dikirim kepada Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Catherine Ashton di Brussels, Belgia, Karim menyeru Uni Eropa menjatuhkan sanksi terhadap Cina jika pemerintah tidak menghapus larangan tersebut.
Ramadhan di Eropa
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya
Muslim Eropa dengan negara minoritas muslim harus merasakan harus menahan lapar dan haus lebih lama dari pada waktu berpuasa di Indonesia hanya 12 jam sehari. Warga Muslim di Inggris dan sejumlah negara di kawasan Eropa yang berdekatan lainnya berpuasa selama sekitar 19 jam pada bulan suci Ramadhan kali ini yang jatuh bertepatan dengan musim panas dengan waktu terbit dan terbenamnya matahari lebih panjang.
Ramadhan di Palestina
Lain halnya yang dialami rakyat Gaza, Palestina harus merasakan perjuangan yang luar biasa pada Ramadhan saat ini. Gaza seperti penjara dunia yang kuncinya dipegang oleh Israel, sampai saat ini operasi serangan terus dilakukan oleh Israel dari jalur udara sampai jalur darat, konflik ini bagaikan hukuman massal terhadap rakyat Gaza, hingga saat ini sudah memakan banyak korban tewas dan luka-luka baik itu anak-anak yang tak berdosa maupun wanita. Hal ini terjadi saat Ramadhan tiba yang telah dirasakan rakyat Gaza kehilangan keluarga, seperti halnya anak kehilangan orang tua atau sebaliknya orang tua kehilangan anak.
Banyak media-media yang memberitakan situasi Gaza terkini serta dukungan dari negara-negara Muslim, ormas-ormas Islam, dan ulama seluruh dunia mengecam terhadap tindakan Israel. Umat Islam dari berbagai tempat mengadakan aksi longmarch menyerukan kemerdekaan Palestina dan meminta agar Israel menghentikan serangannya.
Termasuk di Indonesia, lembaga dan ormas-ormas Islam lainnya terus mengadakan aksi longmarch di Jakarta dan daerah lainnya serta terus melakukan penggalangan dana dengan sosialisasi memberitahukan perjuangan Palestina dan pembebasan Masjid Al Aqsha kepada masyarakat Islam di Indoensia.
Termasuk ketua MUI (Majlis Ulama Islam) NTT (Nusa Tenggara Timur) menyerukan dukungan dari pihak pemerintah dan muslim Indonesia dengan negara mayoritas muslim terbesar dapat mendukung dan membantu perjuangan Palestina semampu yang kita miliki karena kita sesama muslim bersaudara walaupun Gaza, Palestina begitu jauh dengan Indonesia tapi kita dapat merasakan pedih dan sakitnya penderitaan yang dialami saudara-saudara kita di Gaza. (P010/EO2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat