Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ratna: Pembentukan Kesetaraan Gender Dimulai dari Keluarga

Hasanatun Aliyah - Sabtu, 24 Februari 2018 - 03:32 WIB

Sabtu, 24 Februari 2018 - 03:32 WIB

150 Views

KPPPA diskusi bahas kesetaraan gender. (Foto: Aliya/MINA)

 

KPPPA diskusi bahas kesetaraan gender. (Foto: Aliya/MINA)

Jakarta, MINA – Asisten Deputi Kesetaraan Gender Bidang Infrastruktur dan Lingkungan Hidup, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA) Ratna Susianawati mengatakan, pembentukan kesetaraan gender dimulai dari dalam keluarga.

Menurutnya, bicara gender perlu disepakati bahwa gender bukan perempuan. Gender itu relasi bagaimana kita berbagi peran, tugas dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan untuk bisa berkontribusi dalam pembangunan.

“Dalam proses pembangunan, yang namanya laki-laki dan perempuan itu sama. Lalu dari mana kita memulai kesetaraan gender itu? Ya, dari keluarga, pendidikan dan masyarakat,” katanya saat diskusi dengan tema “Kesetaraan Gender : Perlu Sinergi Antarkementerian, Daerah dan Masyarakat,” di gedung KPPPA, Jakarta, Jumat (23/2).

Baca Juga: KNEKS Kolaborasi ToT Khatib Jumat se-Jawa Barat dengan Sejumlah Lembaga

Ia menjelaskan, kesetaraan gender adalah strategi yang dikeluarkan pemerintah untuk bisa meminimalisir terjadinya kesenjangan dari maraknya kasus kejahatan seksual pada perempuan akhir-akhir ini. Untuk mencegah terjadinya kekerasan, mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender dibutuhkan keterlibatan dari semua pihak.

Ia memaparkan, kesetaraan gender dapat dilihat dari empat aspek, yaitu akses, partisipasi, kontrol (pengambilan keputusan), manfaat. Untuk memberikan pemahaman agar tercapai empat aspek tersebut diperukan kerja sama antarkementerian, daerah dan masyarakat.

“Kita ingin memastikan dalam hal akses, kita diberikan ruang yang sama sebagai Sumber Daya Manusia baik laki-laki, perempuan, lansia, penyandang disabilitas dan unsur masyarakat lainnya,” ujarnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, kesetaraan gender juga memastikan seberapa besar mereka partisipasi dalam pembangunan yang dampaknya luar biasa terhadap perempuan.

Baca Juga: [BEDAH BERITA MINA] ICC Perintahkan Tangkap Netanyahu dan Gallant, Akankah Terwujud?

“Sebanyak 49,9 persen penduduk Indonesia adalah perempuan, ketika segmen masyarakat ini (perempuan) tertinggal, dampaknya perempuan yang menjadi korban,” tambahnya. (L/R10/RI-1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Cuaca Jakarta Berawan Tebal Jumat Ini, Sebagian Hujan

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Indonesia
Pendidikan dan IPTEK
Indonesia
Indonesia
Indonesia