Washington DC, MINA – Ratusan anggota Parlemen AS dari Partai Demokrat menandatangani pembentukan komite untuk menyelidiki dugaan penyerangan dan pelecehan seksual yang dilakukan Presiden Donald Trump.
Lois Franken, anggota parlemen AS dari negara bagian Florida dan Ketua Kelompok Kerja Perempuan Demokratik (DWWG), mengatakan “waktunya tepat untuk mencapai kebenaran” tentang tuduhan tersebut terhadap presiden Partai Republik Trump.
Menurut Aljazeera, sedikitnya 17 wanita telah mengajukan tuduhan terhadap Trump atas perilaku seksual yang tidak pantas. Mulai dari ciuman, sentuhan dan perabaan yang tidak diinginkan.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Dalam sebuah konferensi pers hari Selasa (12/12/2017), Franken mengatakan, jumlah anggota parlemen yang mendukung seruan untuk Komite Pengawasan dan Reformasi Pemerintah guna menyelidiki dugaan pelanggaran tersebut, telah melampaui 100 orang.
“Jumlah itu terus bertambah,” tambah Franken.
“Gerakan #MeToo telah tiba,” katanya, mengacu pada keluhan wanita-wanita yang dalam beberapa bulan terakhir mengungkapkan pelecehan seksual itu.
“Pelecehan seksual tidak akan ditolerir, entah itu oleh produser Hollywood, koki restoran, anggota Kongres, atau presiden Amerika Serikat,” ujarnya.
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan
Ia mengatakan itu sehari setelah Samantha Holvey, Rachel Crooks dan Jessica Leeds, tiga wanita yang telah menuduh Trump melakukan pelecehan seksual terhadap mereka sebelum pemilu.
Sejauh ini Trump membantah tuduhan tersebut dan mengatakan di Twitter bahwa kubu Demokrat menolak “tuduhan dan cerita palsu tentang wanita yang saya tidak tahu dan saya belum pernah bertemu”.
Namun dalam surat yang meminta penyelidikan, DWWG sebuah badan yang terdiri dari 66 anggota parlemen Partai Demokrat mengatakan bahwa “tidak dapat mengabaikan banyaknya wanita yang telah mengajukan tuntutan terhadap Trump” .
Selama beberapa bulan terakhir, para wanita telah menggunakan ungkapan #MeToo untuk mengungkapkan kejadian pelecehan dan serangan seksual yang dilakukan Trump terhadap mereka.
Baca Juga: Israel Caplok Golan, PBB Sebut Itu Pelanggaran
Hal itu juga agar para pelaku dapat menunjukkan solidaritas satu sama lain.
“Saya minta maaf, Tuan Presiden, Anda tidak hidup di bawah peraturan yang berbeda,” kata Brenda Lawrence, seorang anggota parlemen dari Michigan dan ketua bersama DWWG, dalam konferensi pers hari Selasa (12/12/2017).
“Saya berdiri di sini menuntut pertanggungjawaban, sebuah penyelidikan penuh dari Kongres, ketika Gedung Putih tidak mempedulikannya. Saya berdiri di sini untuk mendukung lebih dari 100 rekan kerja saya, dan saya yakin jutaan orang di seluruh AS menutut keadilan ini dan investigasi transparan,” tambah Lawrence.
Anggota parlemen telah meminta tanggapan dari komite pengawasan dalam waktu 10 hari.
Baca Juga: AS Tolak Laporan Amnesty yang Sebut Israel Lakukan Genosida di Gaza
Kirsten Gillibrand, seorang Senator AS dari New York di akun Twitter meminta Trump untuk mengundurkan diri.
“Presiden Trump harus mengundurkan diri. Tapi, tentu saja, dia tidak akan bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Oleh karena itu, Kongres harus menyelidiki beberapa pelecehan seksual dan tuduhan penyerangan yang dituduhkan kepadanya,” demikian cuitan Gillibrand. (T/RS2/RS1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Mayoritas Anak Muda dan Wanita AS Kecam Serangan Israel di Gaza