Teheran, 13 Jumadil Awwal 1438/11 Februari 2017 (MINA) – Ratusan ribu rakyat Iran berunjuk rasa pada hari Jumat (10/2) di Teheran untuk memperingati revolusi Islam 1979 ke-38, dalam aksi dihiasi pembakaran bendera Amerika Serikat (AS) dan Israel.
Rakyat Iran bersumpah setia kepada pembentukan ulama negara dan meneriakkan slogan-slogan tradisional anti AS dan Israel, demikian The New Arab memberitakan yang dikutip MINA.
Demonstrasi besar itu terjadi pada saat Presiden AS Donald Trump telah terlibat dalam perang kata-kata dengan kepemimpinan Iran.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Di hadapan massa yang luas di ibukota, Presiden Hassan Rouhani memperingatkan mereka yang menggunakan “bahasa mengancam” terhadap Iran.
“Kehadiran (massa) ini merupakan respon terhadap pernyataan palsu oleh penguasa baru di Gedung Putih,” kata Rouhani. “Iran akan membuat mereka yang menggunakan bahasa mengancam terhadap bangsa ini akan menyesal.”
Tampak demonstran membawa gambar Trump, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu serta Perdana Menteri Inggris Theresa May, dengan tulisan berbunyi “Matilah Segitiga Setan”.
Tanggal 11 Februari 1979 adalah waktu ketika pengikut Ayatollah Ruhollah Khomeini menggulingkan Shah Reza Pahlevi yang merupakan sekutu AS. (T/RI-1/RS-2)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)