Brebes, MINA – Ratusan warga Desa Mendala, Kecamatan Sirampog, Brebes, masih bertahan di bawah tenda-tenda darurat setelah tanah di kampung mereka terus bergerak sejak sepekan terakhir.
Hingga Rabu (23/4), sebanyak 404 jiwa dari total 505 warga terdampak terpaksa meninggalkan rumah demi keselamatan.
Data BPBD Brebes mencatat, pergerakan tanah yang dipicu curah hujan tinggi ini telah merusak 114 rumah, tiga fasilitas umum, dua sekolah, dan memutus akses jalan desa.
Pergerakan tanah bahkan terus mengarah ke Kali Pedes, memperbesar ancaman longsor susulan.
Baca Juga: Peringati 70 Tahun KAA, AWG Bersama STAI Al-Fatah Gelar Seminar Hentikan Genosida di Palestina
Di Dukuh Ares, warga diliputi rasa waswas setiap malam. “Kami hanya bisa pasrah. Rumah sudah mulai retak, suara tanah bergerak bikin tak bisa tidur,” ungkap Watori (60), warga setempat.
Bencana ini bukan sekadar soal kerusakan bangunan. Anak-anak kehilangan sekolah, petani tak bisa ke ladang, lansia terpaksa meninggalkan rumah yang telah mereka tempati seumur hidup.
Pemerintah daerah, BPBD, TNI, Polri, dan relawan terus berjibaku di lapangan, mengevakuasi warga, mendirikan posko, dan menyalurkan logistik. Namun cuaca buruk, medan sulit, dan keterbatasan fasilitas menjadi tantangan berat.
Kepala Desa Mendala, Muhammad Basori, berharap uluran tangan dari berbagai pihak terus mengalir. “Kondisi di sini makin rawan, sementara kebutuhan warga terus bertambah,” ujarnya.
Baca Juga: KFC Indonesia Alami Kerugian Sampai Rp 796,7 Miliar
Kini, bencana di Desa Mendala bukan sekadar tentang angka, tapi tentang perjuangan ratusan jiwa mempertahankan hidup dalam ketidakpastian.
Doa dan solidaritas seluruh masyarakat menjadi kekuatan mereka di tengah situasi sulit ini. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Transformasi Haji 2025, Indonesia Siapkan Layanan Profesional, Efisien dan Humanis