Erbil, MINA – Pemungutan suara untuk referendum kemerdekaan Daerah Kurdistan Irak telah dimulai Senin, 25 September 2017, di tengah penentangan dari pemerintah pusat di Baghdad dan negara-negara tetangga.
Setelah menggunakan hak pilihnya di bilik suara, sejumlah pemimpin Kurdi mengungkapkan bahwa mereka memilih “Ya”, setuju merdeka dari Irak.
Perdana Menteri Pemerintah Daerah Kurdistan Nechirvan Barzani menyampaikan ucapan selamat setelah memberikan suara dalam referendum kemerdekaan hari Senin (25/9).
Ia bersama keluarganya memilih “Ya” untuk kemerdekaan Kurdistan.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Hari ini adalah hari bersejarah. Pesan kami pada hari ini adalah: Rakyat Kurdistan dengan semua komponennya yang tinggal di sini ingin secara damai dan demokratis mengungkapkan pendapat mereka tentang masa depan mereka, dan bagaimana jadinya,” kata Barzani. Demikian media Kurdi Rudaw memberitakan yang dikutip MINA.
Dia mengulangi bahwa kemerdekaan adalah sebuah proses dan tidak akan diumumkan besok.
Omer Saed Ali, pemimpin Gerakan Perubahan (Gorran) memilih untuk Kurdistan merdeka pada hari Senin.
“Ya, kami memilih ‘Ya’,” kata Ali kepada wartawan setelah dia memberikan suaranya.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Namun, pemerintah pusat di Baghdad mengklaim bahwa pemilihan tersebut “inkonstitusional” dan negara-negara regional telah mengatakan bahwa hal tersebut mengancam persatuan Irak.
Dukungan juga dilontarkan dari pemerintah Kurdi di Suriah kepada Kurdistan Irak.
Hadiye Yusuf, ketua koalisi dewan pendiri Kurdi di Suriah Utara atau Rojava, mengatakan bahwa perbatasan Simalke yang melintasi wilayah Kurdistan dan persilangan lainnya akan tetap terbuka. (T/RI-1/B05)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata