Semarang, MINA – Rektor Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah, Prof Yos Johan Utama mengatakan, masa pandemi Covid-19 bisa menjadi momen penting sejumlah hal positif. Diantaranya, merajut kebersamaan, tolong menolong, dan toleransi antar-umat beragama.
Hal itu diungkapkan saat menjadi narasumber acara Dialog Kebangsaan yang diadakan Pemprov Jateng dan Tribun Jateng, Kamis (1/10).
Menurutnya, apa yang sedang dihadapi saat ini menggoncang segala sendi dan aspek kehidupan.
“Tiba-tiba harus pakai masker dan sekolah harus daring. Ora enom ora tuo tibo wangun kabeh (tidak muda dan tua jatuh semua),” katanya.
Baca Juga: Kunjungi Rasil, Radio Nurul Iman Yaman Bahas Pengelolaan Radio
Kata dia, pandemi menjadi musuh bersama semua warga, tidak memandang agama, suku, ras, dan golongan. Wabah sudah membawa dampak besar terhadap aspek ekonomi, telah merumahkan banyak pekerja.
Lalu aspek sosial budaya yang mana kegiatan setiap orang dibatasi karena harus mentaati protokol kesehatan.
“Tanpa kecuali aspek politik dan pertahanan serta keamanan, terdampak semua,” ujar Yos seperti dikutip dari Tribun Jateng.
Pandemi ini menyerang semuanya, tidak memandang orang Papua, Batak, Cina, semua telah memandangnya sebagai musuh bersama. Ada hikmah di balik bencana non-alam pandemi ini.
Ada angin segar di mana dalam kehidupan sosial masyarakat ada peningkatan kesadaran untuk saling membantu.
“Misalnya, Undip yang berhasil mengumpulkan dana untuk membantu penanganan dampak covid yang mencapai miliaran rupiah,” ungkap Yos.
Selain itu, muncul tanggung jawab sosial yang mana orang harus pakai masker agar orang lain tidak tertular. Kemudian harus cuci tangan agar keluarga, anak, cucu tidak tertular. “Tanggung jawab sosial itu selama ini hilang dan sangat kecil,” ucapnya.
Kemudian, kata dia, peningkatan upaya menjaga kebersihan diri meningkat di masyarakat. Mencuci tangan dan membersihkan badan jadi social trend saat ini karena adanya pandemi.
Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar
Selain itu, terdapat peningkatan sikap toleransi dan kualitas jiwa religius dalam masyarakat.
“Kita bisa lihat sikap ada upaya saling tolong menolong,” katanya.
Kemudian sisi religius, orang jadi takut mati. sehingga pandemi ini memunculkan sisi- sisi positif tersebut.
Ia pun mengajak, ada atau tidak ada vaksin anti-covid, bencana pandemi ini hanya bisa dibasmi jika semua komponen bersatu.
Baca Juga: Menko Budi Gunawan: Pemain Judol di Indonesia 8,8 Juta Orang, Mayoritas Ekonomi Bawah
Menurutnya, semua pihak harus mengabaikan masalah yang tidak penting dan harus fokus fokus pada penanganan covid.
“Kekuatan Indonesia di rasa persatuan,” katanya mengutip perkataan Bung Karno. (T/B04/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hingga November 2024, Angka PHK di Jakarta Tembus 14.501 orang.