Langsa, Aceh, MINA – Faudziyah Binti Murtadha, Ibunda dari dr. Sarbini Abdul Murad, relawan dan juga Presedium Medical Emergency Rescue Comitte (MER-C) menghembuskan nafas terakhir di Langsa, Provinsi Aceh pada Sabtu malam (13/01) pukul 23.00 wib dalam usia 72 tahun.
Jenazah dikebumikan padahari Ahad (14/01) di Matang Geulumpang Dua, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh.
Menurut keterangan Sarbini, almarhumah meninggal dikarenakan komplikasi penyakit yang telah diidapnya selama ini.
“Ibunda meninggal dikarenakan komplikasi penyakit,” ujarnya kepada MINA.
Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi
Menurut dokter yang telah terjun ke berbagai misi kemanusiaan baik di dalam maupun di luar negeri ini, sosok almarhumah memiliki jiwa sosial yang sangat tinggi.
“Almarhumah semasa hidupnya memiliki jiwa sosial yang tinggi, temen-temen MER-C yang lain juga sangat berkesan dengan ibunda. Ibunda sangat memuliakan tamu. Di tempat tinggalnya, almarhumah menyediakan tempat bagi 20 orang saudara-saudara kami, beliau lah yang membantu. Saya merasa kehilangan sosok ibunda,” ujarnya.
Sedangkan, menurut pengakuan Ira Hadiati, relawan MER-C Aceh, semasa hidupnya, almarhumah merupakan sosok wanita yang sangat peduli terhadap kemanusiaan.
“Almarhumah merupakan sosok wanita berhati mulia, secara pribadi saya merasa kehilangan. Beliau semasa hidupnya banyak memberikan sumbangsih terhadap misi kemanusiaan MER-C”, ujarnya.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Ira menyatakan bahwa kediaman almarhumah di Banda Aceh, selalu menjadi tempat transit bagi relawan dalam menjalankan misi kemanusiaan di Aceh.
“Saya ingat betul manakala relawan MER-C, hendak menjalankan misi kemanusiaannya di Aceh, almarhumah selalu menyediakan kediamannya di Banda Aceh sebagai tempat transit bagi kami sebelum berangkat ke berbagai lokasi di wilayah Aceh,” katanya.
Lain halnya pengakuan dari Rima Manzanaris, Manajer Operasional MER-C.
Menurut Rima, walaupun hanya sekali bertemu secara langsung dengan almarhumah, tapi dalam pandangannya, almarhumah merupakan sosok yang low profile, sopan dan mulia hatinya.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
“Saya itu ketemu dengan Bunda (sapaan akrab almarhumah) secara langsung baru sekali. Bunda itu orangnya baik banget, welcome ke kita. Setiap kali MER-C menjalankan misi kemanusiaan di Aceh, Bunda lah yang membantu. Kita kan punya polindes di Aceh Jaya, sebelum ke lokasi, kita istirahat dulu di rumahnya,” ungkap Rima.
Sedangkan menurut Muswita Muslim, aktivis MER-C yang telah kenal dekat dengan almarhumah, turut memberikan kesaksian. Menurutnya, almarhumah memiliki sosok yang sangat baik dan lembut terhadap relawan MER-C.
“Bunda itu baik banget, lembut banget, terhadap kami, sangking baiknya, kami relawan kalau ke Aceh, itu seperti pulang kampung, karena kebaikan beliau,” katanya. (L/B06/P3/RI-1)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain
Mi’raj News Agency (MINA)