Oleh Rudi Hendrik, jurnalis Mi’raj News Agency (MINA)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
يَعۡلَمُ مَا فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَيَعۡلَمُ مَا تُسِرُّونَ وَمَا تُعۡلِنُونَۚ وَٱللَّهُ عَلِيمُۢ بِذَاتِ ٱلصُّدُورِ
Artinya, “Dia mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi, dan mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu nyatakan. Dan Allah Maha Mengetahui segala isi hati.” (QS. At-Taghabun [64] ayat 4).
Janganlah pernah kita meremehkan sekecil apa pun kebaikan.
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Misalnya, jika kita melihat seekor semut terpeleset dan jatuh di air, maka angkat dan tolonglah ia, mungkin itu menjadi penyebab ampunan bagi kita di akherat.
Jika kita melihat batu kecil di jalan yang bisa menggangu jalannya orang lain, maka singkirkanlah ia, mungkin itu menjadi penyebab dimudahkannya jalan kita menuju surga.
Atau jika kita melihat pena jatuh dari atas meja, maka baik pula jika kita memungutnya dan meletakkan di tempatnya, semoga itu menjadi penyebab Allah mengumpulkan kita dan keluarga di surga.
Jika kita bukanlah seorang yang menguasai banyak ilmu agama, maka ajarkanlah alif ba ta kepada anak-anak kita, setidaknya itu menjadi amal jariyah yang tak akan terputus pahalanya, meski kita nanti berada di alam kubur.
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
Jangan pernah meremehkan kebaikan nan kecil, bisa jadi seseorang itu masuk surga bukan karena puasa sunnahnya, bukan karena panjang shalat malamnya, tapi bisa jadi karena akhlak baiknya dan sabarnya ia ketika musibah datang melanda.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
« لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ ».
Artinya, “Jangan sekali-kali kamu meremehkan kebaikan sedikit pun, meskipun (hanya) kamu bertemu dengan saudaramu dalam keadaan tersenyum.” (HR.Muslim)
Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin
Al-Imam Ibnul Mubarak rahimahullah berkata,
رُبَّ عَمَلٍ صَغِيرٍ تُعَظِّمُهُ النِّيَّةُ ، وَرُبَّ عَمَلٍ كَبِيرٍ تُصَغِّرُهُ النِّيَّةُ
Artinya, “Berapa banyak amalan kecil, akan tetapi menjadi besar karena niat pelakunya. Dan berapa banyak amalan besar, menjadi kecil karena niat pelakunya.”
Karena pada dasarnya segala amal perbuatan itu tergantung dari niat pengamalnya.
عَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya….” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam ahli hadits)
Baca Juga: Bela Masjid Al-Aqsa Sepanjang Masa
Sejumlah sahabat Rasulullah pun kerap memiliki amalan yang terlihat remeh, tapi ketika mereka ditanya atas apa yang mereka perbuat, jawaban mereka sungguh memiliki nilai yang tinggi. Salah satu satu sahabat itu adalah Adiy bin Hatim radhiyallahu ‘anhu.
Sahabat Adiy bin Hatim yang terkenal kedermawanannya, selalu memotong bagian kecil dari roti yang dimakannya untuk diberikan kepada semut-semut. Hewan kecil yang jarang diperhatikan hak makanannya oleh manusia itu, ternyata mendapat perhatian dari Adiy bin Hatim. Ketika ditanya tentang kebiasaan yang dilakukannya tersebut, ia menjawab, “Mereka itu tetanggaku dan mereka memiliki hak.”
Bahkan ketika urusan yang secara umum adalah pekerjaan seorang istri di rumah dan adalah lumrah sebagai bentuk kewajiban istri kepada suami, oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam justru melakukannya.
عن عروة قال قُلْتُ لِعَائِشَةَ يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِيْنَ أي شَيْءٌ كَانَ يَصْنَعُ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا كَانَ عِنْدَكِ قَالَتْ مَا يَفْعَلُ أَحَدُكُمْ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ يَخْصِفُ نَعْلَهُ وَيُخِيْطُ ثَوْبَهُ وَيَرْفَعُ دَلْوَهُ
Urwah berkata kepada Aisyah, “Wahai Ummul Mukminin, apakah yang dikerjakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam jika ia bersamamu (di rumahmu)?” Aisyah berkata, “Ia melakukan (seperti) apa yang dilakukan oleh salah seorang dari kalian jika sedang membantu istrinya, ia memperbaiki sendalnya, menjahit bajunya, dan mengangkat air di ember.” (HR. Ibnu Hibban)
Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati
Menjahit baju, memperbaiki sendal rusak, atau mengangkat air di ember adalah pekerjaan yang terlihat remeh bagi para suami, justru itu cenderung adalah pekerjaan kaum istri, tapi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sering melakukannya dalam kehidupan hariannya.
Tidak ada amal perbuatan sekecil apa pun yang tidak dihitung oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Dia Yang Mahaadil berfirman,
فَمَن يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ خَيۡرً۬ا يَرَهُ
Artinya, “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya.” (QS. Az-Zalzalah [99] ayat 7)
Baca Juga: Menjaga Akidah di Era Digital
Amalan-amalan yang terlihat kecil pada hakikatnya bernilai besar di sisi Allah jika didasari niat ikhlas dan karena Allah. Namun, amalan yang telihat besar akan tak bernilai jika didasari pada niat karena selain Allah. (A/RI-1/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Amerika itu Negara Para Pendatang!