Dakar, 21 Jumadil Akhir 1438/20 Maret 2017 (MINA) – Indonesia dan Senegal bertekad mengembangkan kemitraan antar para pebisnis di sektor minyak dan gas bumi (migas). Senegal melihat Indonesia sebagai negara yang sudah maju dalam penggunaan teknologi eksplorasi minyak bumi di offshore dan pengolahan gas LNG.
Hal tersebut disampaikan Duta Besar (Dubes) RI Dakar, Mansyur Pangeran, menyampaikan hasil-hasil pertemuannya dengan Menteri Energi dan Pengembangan Energi Terbarukan Senegal, Thierno Alassane Sall, di Dakar, Senegal, demikian keterangan pers Kemlu RI, Senin (20/3).
“Pertemuan ini merupakan upaya menggarap kemungkinan peluang kerja sama dan promosi potensi masing-masing negara di bidang pengadaan dan pengolahan sumber-sumber energy,” jelasnya.
Saat ini, Pemerintah Senegal sedang memerlukan investasi besar di bidang energi untuk memenuhi kebutuhan energi nasionalnya yang mencapai 500 MW per hari.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
“Senegal juga mengundang para investor negara sahabat untuk memperbaharui instalasi jalur distribusi listrik. Energi terbarukan, seperti solar dan angin juga akan dikembangkan mulai tahun 2018,” tutur Dubes usai bertemu dengan Menteri Alassane.
Senegal, belum lama ini, berhasil menemukan cadangan minyak dan gas bumi di wilayah utara yang diperkirakan mencapai 500 juta barel.
Menteri Alassane mengharapkan kerja sama dengan Indonesia untuk pembuatan anjungan minyak lepas pantai. Kerja sama tersebut, lanjut Dubes Mansyur, nantinya diharapkan akan dilakukan melalui BUMN dan swasta nasional kedua negara.(T/R04/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah