Ribuan Muslim Bangladesh Protes Kerusuhan di Delhi

Dhaka, MINA – Ribuan Muslim melakukan pawai dari masjid utama di ibu kota Bangladesh, Dhaka, memprotes pemerintah atas kerusuhan di New Delhi yang telah menewaskan sedikitnya 42 orang dan ratusan lainnya terluka.

Menurut laporan, aksi dilakukan setelah shalat Jumat (28/2) dari Masjid Baitul Mokarram, bergabung dengan rapat umum dan meneriakkan slogan-slogan menentang Perdana Menteri India Narendra Modi.

Aksi demo serupa juga diselenggarakan di kota-kota lain di seluruh Bangladesh. Op India melaporkan Sabtu (29/2).

Aksi massa juga menuntut agar Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina membatalkan rencananya untuk mengundang Perdana Menteri Modi pada bulan depan, bertepatan peringatan ulang tahun ke-100 Sheikh Mujibur Rahman, presiden pertama negara yang disebut sebagai Bapak Bangladesh.

Para pengunjuk rasa mengklaim bahwa undangan untuk PM Modi adalah tidak menghormati ikon kebebasan nonkomunal bangsa.

Pawai diorganisir oleh enam kelompok politik Muslim atas inisiatif Sekretaris Jenderal Jamiat Ulama al-Islam, Nur Hossain Qasemi.

“Saya meminta Perdana Menteri untuk segera membatalkan undangan Narendra Modi,” kata Qasemi.

Kasemi menambahkan, “Jika dia gagal melakukannya, warga akan dipaksa untuk mengambil tindakan dan mengelilingi bandara. Mereka akan menghadangnya.”

“Saya mengingatkan umat Islam di negara kami bahwa kami percaya pada harmoni. Kami tidak percaya pada kekerasan. Kami juga tidak akan menyakiti non-Muslim di negara ini,” katanya, ketika ia meminta untuk tidak menyakiti umat Hindu.

Laporan lain menyebutkan, mahasiswa Universitas Dhaka juga menggelar unjuk rasa memprotes kekerasan di Delhi.

Ketua Persatuan Mahasiswa, Nurul Haq mengatakan bahwa para mahasiswa tidak akan menyambut Perdana Menteri India sebagai pembicara di kampusnya.

Namun, Sekretaris Jenderal Partai Liga Awami yang berkuasa, Obaidul Quader mengatakan bahwa pemerintah tetap akan menerima PM Modi untuk berpartisipasi dalam acara tersebut, sebagai tanda terima kasih kepada India, yang membantu Bangladesh dalam perang pembebasan.

Dia lebih lanjut menambahkan bahwa bentrokan komunal di ibukota India, Delhi, adalah “masalah internal” India.

Kerusuhan anti-UU Kewarganegaraan (CAA) berubah menjadi bentrokan massal di New Delhi telah mengakibatkan kematian sekitar 40 orang dan lebih dari 220 orang menderita luka-luka dalam kekerasan yang dimulai pada Ahad (23/2). (T/RS2/RI-1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.