Jakarta, MINA – Setiap pemuda pemudi Muslim harus melek akan situasi dunia Islam internasional, karena sejatinya misi Muslim yang kaffah itu adalah yang bergerak dalam dakwahnya pada skala lokal dan global, terlebih mereka akan menjadi para pemimpin di masa yang akan datang.
“Generasi muda saat ini perlu bekal untuk memahami situasi Islam global karena pemahaman akan hal itu merupakan pondasi dakwah rahmatan lil alamin,” ujar Rifa Berliana Arifin hari Ahad (16/8) dalam diskusi publik dengan tema “Konstatinopel dalam Prespektif Al-Qur’an dan Al-Hadist”.
“Pemuda yang memiliki pandangan luas tentang dunia Islam akan membantunya dalam menyebarkan pesan dan nilai Islam yang Rahmatan lil alamin. Peristiwa kembalinya Hagia Sofiya menjadi masjid yang terjadi di Turki dalam waktu dekat ini misalnya adalah pesan penting bagi generasi muda ,” ujar Rifa yang juga menjabat sebagai Kepala Redaksi Arab Kantor Berita MINA.
Acara Diskusi yang diselenggarakan oleh Syubban Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Jakarta Utara berlangsung secara offline dan live melalui kanal youtube, dihadirkan sebagai rangkaian kegiatan diskusi bulanan. Diskusi dimulai pukul 09:00 hingga menjelang shalat zuhur.
Dalam acara tersebut, Rifa memberi penjelasan situasi politik internasional khususnya Turki yang saat ini sedang menjadi negara yang tampil di komunitas dunia dengan menonjolkan sikap pembelaannya terhadap kepentingan-kepentingan Islam.
“Republik Turki di bawah tangan Erdogan telah berhasil membawa Islam pada agenda-agenda politik domestik dan internasional dengan sangat baik, hal ini menjadikan Turki seolah negara yang begitu Islami dan mewakili aspirasi Umat Islam dunia,” katanya.
Keputusan Turki mengembalikan Hagia Sofiya menjadi masjid selain membawa citra Iislami yang kuat juga memperkuat posisi Erdogan yang makin disukai oleh konsituennya dari kalangan Muslim Turki.
“Erdogan adalah Presiden yang lahir dari partai politik (AKP), ia telah berhasil membawa diri dan partainya disukai oleh semua kalangan masyarakat Turki. Meskipun ia seorang Muslim tapi Erdogan tak pernah mengklaim partainya adalah partai Islam. Bisa jadi itu adalah strateginya untuk merangkul semua kalangan Turki,” ujarnya.
Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar
Meski begitu, Rifa Arifin yang telah mengunjungi Turki dalam tahun terakhir ini menjelaskan, Turki tidak bisa sepenuhnya mewakili Umat Islam, meski begitu tercitra pro Islam, Hubungan Turki – Israel cukup baik, keduanya memiliki kerjasama perdagangan migas, selain itu Turki masih mempersilahkan Israel membuka kedutaannya di Ankara.
“Kebijakan luar negeri Turki begitu pragmatis, selain memang membela Palestina, di sisi lain Turki memiliki hubungan kerjasama cukup baik dengan Israel. Begitulah sebuah negara bertindak tentu menimbang segala kepentingan dan keamanannya,” tutupnya. (L/RA-1/P1)
Miraj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menko Budi Gunawan: Pemain Judol di Indonesia 8,8 Juta Orang, Mayoritas Ekonomi Bawah