Jatinangor, MINA – Dua puluh sembilan pelari ikut memeriahkan Run4Palestine yang merupakan salah satu rangkaian acara Al-Aqsa Awareness Week (AAW).
Berbeda dari tahun sebelumnya, kali ini Run4Palestine digelar secara virtual yang dapat diikuti lebih banyak orang di manapun dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Peserta diajak untuk merasakan jarak lari dari kota-kota di Palestina ke Masjid Al-Aqsa, demikian keterangan resmi yang diterima MINA, Jumat (30/10).
Kegiatan tersebut digelar selama lima hari dimulai dari hari Ahad-Kamis, 25-29 Oktober 2020.
Baca Juga: Sektor Pariwisata Israel Hancur, 90 Hotel Tutup Sejak Perang
Peserta diperbolehkan berlari di sekitar rumah masing-masing dengan target jarak yang disesuaikan dengan jarak dari Bethlehem, Tepi Barat ke Al-Aqsha sejauh 8 km, dari Al-Khalil (Hebron) ke Al-Aqsha sejauh 30 km, atau dari Gaza ke Al-Aqsha sejauh 75 km.
Peserta dibebaskan untuk memilih target jarak yang diinginkan dan diselesaikan selama periode lari berlangsung.
Para pejuang Palestina menjadi inspirasi bagi para peserta.
Salah seorang peserta, Sari berhasil menyelesaikan target lari 75 km dalam 5 hari karena terinspirasi dari perjuangan tokoh-tokoh Palestina untuk mempertahankan kiblat suci pertama umat Islam.
Baca Juga: Pengadilan Tinggi Israel Perintahkan Netanyahu Tanggapi Petisi Pengunduran Dirinya
“Jujur sebelumnya belum pernah ikut kompetisi lari sama sekali dan lari rutin baru dimulai kembali sekitar bulan September. Sejauh ini, lari paling jauh hanya tembus di angka 38 km/pekan,” ujar Sari.
“Memilih challenge 75 km karena ingin merasakan rasanya berjuang dengan segala keterbatasan, juga karena Palestina spesial bagi saya, jadi ingin memberikan yang terbaik untuk memperjuangkan Palestina. Para pejuang palestina sudah mewakili kita mempertahankan kiblat suci pertama umat Islam dan menjadi inspirasi untuk menuntaskan challenge ini,” lanjut Sari.
Dia juga mengatakan, rasa sakit seperti lecet dan nyeri otot yang dialaminya ketika lari hanyalah kesakitan sesaat, tapi yang dialami saudara kita di Palestina yang rela bertaruh nyawa, tidak hanya mengalami lecet di kaki bahkan bisa sampai kehilangan kakinya.
“Setelah saya berlari 75 km pun, saya merasakan bahwa yang saya lakukan ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan perjuangan yang dilakukan oleh saudara-saudara kita di Palestina,” tambah Sari.
Baca Juga: Sejumlah Jenazah di Makam Sementara Dekat RS Indonesia Hilang
Tantangan dan hambatan juga dialami oleh Pelari Run4Palestine yaitu Pipit yang telah menyelesaikan larinya sejauh 42,31 km.
Pipit peserta lainnya bercerita di postingan instagramnya bahwasannya dia mengalami hambatan di hari pertama karena jalan di depan kosannya banjir dan mengalami kesakitan pada kakinya karena tidak biasa berolahraga.
“Terima kasih pada diriku karena telah berjuang hingga akhir. Walaupun di hari pertama diuji dengan jalan di depan kosan banjir dan kaki sakit-sakit karena gak pernah olahraga, tapi Alhamdulillah itu semua tak menyurutkan langkah untuk terus menyelesaikan ini, dan semoga terus konsisten berolahraga,” ujar Pipit di dalam postingan instagramnya.
Begitupun dengan Nurul yang sudah tertarik ingin mengikuti kegiatan Run4Palestine dari tahun sebelumnya, tapi terkendala jarak karena berada di Makassar. Namun kali ini, ia bisa ikut berpartisipasi karena diadakan secara virtual.
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian
Nurul juga ingin mencoba merasakan bagaimana perjuangan di Palestina.
“Sebenarnya dari tahun lalu sudah tertarik dengan AAW terutama Run4Palestine, tapi karena berada di Makassar jadi tidak bisa ikut dan tahun ini diadakan online dari lokasi mana saja. Kesempatan yang sayang untuk dilewatkan. Sekalian mencoba merasakan bagaimana perjuangan saudara-saudara kita di sana. Meski pada akhirnya, ini masih tidak ada apa-apanya dibandingkan perjuangan di Palestina sana,” ujar Nurul.
Selain menjadi ajang untuk memulai kembali olahraga di tengah pandemi, mengikuti Run4Palestine juga merupakan bukti keperpihakan kita terhadap Palestina.
Seperti yang diutarakan oleh pelari Firdaus dan Andi yang turut berpartisipasi dalam Run4Palestine.
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
“Kebetulan visi saya itu di Bidang Kesehatan. Jadi pas ada challenge soal lari gini, terpacu dong. Apalagi soal Palestina kan, biar orang-orang tahu juga keberpihakan saya ke mana,” tutur Firdaus.
“Selain dalam rangka menyemarakkan acara Al Aqsha Awareness Week, mengikuti agenda Run4Palestine juga sebagai sarana untuk meningkatkan jasmani, terlebih untuk menyiapkan jiwa-jiwa mujahid. Dengan diberikannya representasi jarak yang diberikan seperti Gaza ke Al Aqsha, Tepi Barat ke Al Aqsha jadi kebayang bagaimana perjuangan mujahid di sana,” ujar Andi.
Para peserta Run4Palestine adalah pelari spesial karena memiliki alasan dalam menyelesaikan tantangan larinya, yakni demi merasakan bagaimana rasanya menempuh jarak untuk berjuang mempertahankan Masjid Al-Aqsha di Palestina.(L/R1/P1)
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya
Mi’raj News Agency (MINA)