Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rusia Gempur Ukraina dengan 620 Serangan Rudal

Widi Kusnadi Editor : Rudi Hendrik - 20 detik yang lalu

20 detik yang lalu

0 Views

Pesawat tanpa awak (drone) yang bisa digunakan untuk menjatuhkan bom (foto: AA)

Kyiv, MINA – Rusia kembali menggempur Ukraina dengan lebih dari 620 serangan drone dan rudal jarak jauh dalam semalam, menewaskan sedikitnya enam orang dalam gelombang terbaru agresi udara tersebut. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pun mendesak diberlakukannya sanksi baru terhadap Moskow guna menghentikan serangan brutal itu.

“Sebanyak 26 rudal jelajah dan 597 drone serang telah diluncurkan, lebih dari separuhnya merupakan drone tipe ‘Shahed’ buatan Iran,” ujar Zelensky, dikutip dari Gulf Today, Ahad (13/7).

Angkatan Udara Ukraina mengeklaim berhasil menembak jatuh 319 drone Shahed dan 25 rudal, meskipun sejumlah rudal dan sekitar 20 drone berhasil menghantam lima lokasi berbeda di Ukraina.

Zelensky menyebutkan, sedikitnya dua orang tewas dan 20 lainnya terluka di wilayah Chernivtsi, barat daya Ukraina, jauh dari garis depan pertempuran. Di Lviv, 12 orang juga mengalami luka-luka akibat serangan tersebut.

Baca Juga: Festival Asia di Fukui Jepang, Budaya Indonesia Tampil Mempesona

Di wilayah Dnipropetrovsk, dua orang dilaporkan tewas, dan di Kharkiv tiga orang mengalami luka. Serangan udara juga menghantam wilayah timur laut Sumy, di mana Rusia menjatuhkan dua bom udara berpemandu ke kawasan permukiman sipil, menewaskan sepasang suami istri berusia 65 tahun serta merusak 14 bangunan.

Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa sasaran serangan mereka adalah fasilitas industri militer Ukraina di Lviv, Kharkiv, dan Lutsk, serta satu pangkalan udara militer.

Sementara itu, Amerika Serikat berupaya melanjutkan inisiatif perdamaian. Utusan Khusus AS, Keith Kellogg, dijadwalkan tiba di Ukraina pada Senin untuk melanjutkan pembicaraan damai yang digagas Washington, meskipun hingga kini belum menunjukkan perkembangan berarti.

Presiden AS Donald Trump juga dikabarkan akan menyampaikan pernyataan besar terkait konflik Rusia-Ukraina pada hari Senin mendatang.

Baca Juga: Euro-Med Desak Penutupan Yayasan Kemanusiaan Buatan AS-Israel di Gaza

Dari pihak Rusia, Kremlin kembali menegaskan penolakannya terhadap rencana pengerahan pasukan penjaga perdamaian Eropa di Ukraina. Penegasan ini disampaikan setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan bahwa sekutu Ukraina telah menyiapkan rencana pengerahan pasukan begitu gencatan senjata tercapai.

Kremlin menyebut Presiden Vladimir Putin tetap teguh pada tujuan awal operasi militer di Ukraina, namun tetap membuka diri untuk melanjutkan proses negosiasi. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Puluhan Anggota Parlemen Partai Buruh Desak Inggris Akui Negara Palestina

Rekomendasi untuk Anda