Moskow, 25 Dzulqa’dah 1437/29 Agustus 2016 (MINA) – Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev, menandatangani surat keputusan yang mencabut larangan penerbangan carter antara Rusia dan Turki. Dokumen ini dipublikasikan di situs pemerintah, Ahad (28/8) waktu setempat.
“Larangan penerbangan carter antara Rusia dan Turki dihapus,” kata Kementerian Perhubungan Rusia seperti dilaporkan kantor berita pemerintah, TASS, yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Ketika mengumumkan pencabutan itu, Medvedev menyatakan penghapusan diambil atas perintah Presiden Vladimir Putin. Maskapai yang melayani penerbangan carter antara Rusia dan Turki juga diminta untuk menyediakan langkah-langkah keamanan tambahan.
“Maskapai penerbangan sudah mulai menyerahkan permohonan kepada Rosaviatsiya (Badan Perhubungan Udara Rusia) untuk melaksanakan operasi on-demand ke Republik Turki,” ungkap Menteri Perhubungan Rusia, Maksim Sokolov, dalam keterangan terpisah.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
“Dengan demikian, otoritas udara Rusia siap memberikan persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk penerbangan carter ke Turki, termasuk menerbitkan semua izin yang relevan,” ia menambahkan.
Keputusan Rusia disambut hangat oleh para perwakilan pariwisata Turki. Mereka berharap pencabutan larangan akan segera memulihkan kerugian sebesar 15% yang mereka derita setelah arus wisatawan Rusia ditutup.
Turki merupakan salah satu destinasi liburan favorit bagi warga ‘Negeri Beruang Merah’, sektor wisata menjadi andalan pemasukan utama negara itu.
Moskow memberlakukan larangan itu November tahun lalu setelah jet tempur F-16 Turki menembak jatuh jet pengebom Su-24 Rusia di wilayah perbatasan dengan Suriah, sebuah tindakan yang dikecam Putin sebagai ‘tikaman dari belakang’.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menyampaikan permintaan maaf atas insiden itu kepada Presiden Putin, dan kedua kepala negara kemudian melakukan pertemuan pada Agustus lalu di Rusia.
Kedua belah pihak sepakat untuk memulai normalisasi hubungan bilateral. Setelah mempelajari masalah-masalah keamanan di bandara Turki, tim ahli Kementerian Perhubungan Rusia mengirim laporan yang relevan kepada pemerintah. (P022/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan