PBB, MINA – Setelah dua pekan perundingan, Rusia hari Kamis (22/2) mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa masih belum ada kesepakatan mengenai gencatan senjata 30 hari di Suriah.
Hal itu memberi isyarat redupnya harapan bagi tindakan internasional untuk menghentikan pembantaian di Ghouta Timur yang sudah berlangsung lima hari dan telah menewaskan 403 orang.
Selama pertemuan Dewan Keamanan yang diminta oleh Rusia, Duta Besar Vassily Nebenzia mengajukan sebuah amandemen baru untuk draf resolusi yang memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan dan evakuasi medis selama jeda.
Perundingan dalam draft disampaikan oleh Swedia dan Kuwait sejak tanggal 9 Februari, demikian Nahar Net melaporkan.
Baca Juga: Kapal Wisata Mesir Tenggelam di Laut Merah, 17 Penumpang Hilang
Nebenzia mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa Swedia dan Kuwait telah meminta pemungutan suara mengenai rancangan resolusi tersebut, meskipun tidak ada kesepakatan mengenai hal tersebut.
Nebenzia menambahkan, Dewan Keamanan perlu mencapai kesepakatan “layak” mengenai gencatan senjata.
“Kami mencoba menemukan jalan ke depan,” kata Duta Besar Swedia untuk PBB Olof Skoog setelah pertemuan tersebut. Ia berharap pada pemungutan suara yang akan dilakukan Jumat (23/2).
Amerika Serikat, Perancis dan Inggris telah meminta pemungutan suara cepat untuk mengatasi krisis akut di Suriah.
Baca Juga: Sempat Dilaporkan Hilang, Rabi Yahudi Ditemukan Tewas di UEA
“Amerika Serikat (AS) siap untuk memberikan suara pada resolusi ini, di sini dan saat ini,” kata diplomat AS Kelsey Currie. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi