Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat Kurikulum Jihad Diterapkan di Sekolah Turki

Ali Farkhan Tsani - Kamis, 27 Juli 2017 - 08:59 WIB

Kamis, 27 Juli 2017 - 08:59 WIB

319 Views

Presiden Erdogan dan para pelajar Turki. (Daily World)

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior MINA (Mi’raj Islamic News Agency)

Sekolah-sekolah Turki mulai tahun ajaran baru Juli 2017 ini memasukkan Konsep Jihad dalam kurikulum baru di bawah arahan langsung Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Murid-murid di Turki akan diajarkan konsep jihad sebagai upaya menumbuhkan semangat patriotik.

Walaupun langkah ini dikritisi oleh Serikat Guru setempat yang menggambarkan perubahan tersebut sebagai langkah besar ke arah yang salah.

Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant

Serikat Guru menggambarkan perubahan tersebut sebagai langkah besar ke arah yang salah ke sekolah-sekolah Turki dan upaya untuk menghindari peningkatan ‘generasi yang kritis’. Para kritikus khawatir Erdogan menumbangkan fondasi sekuler republik tersebut.

Pemimpin Turki, yang dituduh oleh kritikus telah menghancurkan kebebasan demokratis dengan menagkap puluhan ribu warga dan pembekuan media sejak kudeta yang gagal Juli lalu, sebelumnya juga telah mendorong peningkatan ‘Generasi Saleh’.

Kurikulum tersebut berlaku sejak awal tahun ajaran 2017-2018, mewajibkan jumlah sekolah Islam Turki untuk mengajarkan konsep jihad menumbuhkan semangat patriotik.

“Ini juga tugas kita untuk memperbaiki apa yang dianggap salah. Inilah sebabnya mengapa hukum Islam dan ajaran dasar agama mencakup pelajaran jihad,” kata Menteri Pendidikan Ismet Yilmaz kepada wartawan, pekan lalu.

Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel

“Termasuk arti jihad adalah mencintai bangsamu,” lanjutnya, seperti disebutkan Daily Mail.

Menurutnya, jihad sering diterjemahkan sebagai ‘perang suci’ dalam konteks pejuang berperang melawan musuh-musuh Islam. Padahal ulama Muslim juga menekankan bahwa jihad juga mengacu pada perjuangan spiritual pribadi melawan dosa.

Ismet Yilmaz mengatakan bahwa elemen utama evolusi telah mendukung kurikulum sains. Namun di sekolah-sekolah Turki sekarang tidak akan ada yang menyebutkan teori Darwin sampai universitas.

“Karena berada di atas tingkat siswa dan tidak terkait langsung, maka teori evolusi bukanlah bagian dari kurikulum sekolah”, lanjut Yilmaz.

Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas

Langkah itu pun dikritisi oleh anggota parlemen partai oposisi Partai Republik Mustafa Balbay yang mengatakan bahwa teori tersebut berada di luar pemahaman mereka adalah sebuah penghinaan terhadap siswa sekolah menengah.

Teori evolusi Darwin ditolak oleh cendekaiwan Muslim dan Kristen, yang percaya bahwa Tuhan menciptakan dunia seperti yang dijelaskan dalam Al-Quran dan Al-Kitab, Tuhan membuat alam semesta dan semua makhluk hidup dalam enam masa.

Mehhmet Balik, ketua Serikat Pekerja Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan (Egitim-Is), mengecam pemberlakuan kurikulum baru tersebut.

“Kebijakan baru yang melarang pengajaran evolusi dan mengharuskan semua sekolah memiliki ruang shalat, tindakan ini menghancurkan prinsip sekularisme dan prinsip-prinsip ilmiah pendidikan,” katanya.

Baca Juga: Hotel Italia Larang Warga Israel Menginap Imbas Genosida di Gaza

Di bawah Partai AKP, yang mulai memimpin pada tahun 2002, jumlah sekolah agama telah tumbuh pesat.

Erdogan menghabiskan karirnya berjuang untuk membawa agama Islam kembali ke kehidupan publik di Turki yang selama ini menggunakan konstitusional sekuler.

Erdogan telah menjadikan dirinya sebagai pembebas jutaan orang saleh Turki yang hak dan kesejahteraannya terbengkalai oleh elite sekuler.

Sementara itu, orang-orang Turki Liberal melihat Erdogan sebagai upaya untuk memutar kembali Turki modern yang diirintis Mustafa Kemal Pasha. Turki Modern mengacu ke Barat yang percaya bahwa pendidikan harus bebas dari ajaran agama.

Baca Juga: Demonstrasi Meletus di Paris Protes Galang Dana Zionis

Beberapa kritikus pemerintah mengatakan bahwa kurikulum baru yang dipresentasikan awal tahun ini meningkatkan penekanan pada nilai-nilai Islam dengan mengorbankan peran Ataturk.

Times of Israel banyak menyebutkan pendapat para penentang itu. di antaranya, Baris Yarkadas, anggota parlemen dari Partai Rakyat Republikan oposisi (CHP), yang menuduh Partai Keadilan dan Pembangunan yang berkuasa (AKP) telah mencoba melakukan “pencucian otak” terhadap anak-anak dan ingin mengisolasi Turki.

“Apa yang ingin mereka lakukan di sini benar-benar menghapus pendidikan sekuler dan ilmiah untuk menghindari generasi yang berpikir,” katanya kepada AFP.

Anggota parlemen independen Aylin Nazliaka juga menyebutkan, “Mereka ingin menciptakan sebuah alat ideologis dengan orang muda yang berpikir seperti mereka.”

Baca Juga: Ukraina Gempur Moskow dengan Drone

Presiden Erdogan dan para pelajar Turki. (Daily World)

Ke Arah Lebih Baik

Berkaitan dengan ‘kurikulum jihad’ itu, Menteri Pendidikan Turki Ismet Yilmaz mengatakan bahwa kurikulum baru yang diarahkan dan disahkan oleh Presiden Erdogan justru akan “memberi anak-anak pendidikan yang jauh lebih baik.”

Tujuannya adalah untuk memastikan “Siswa-siswa kita tidak hanya menggunakan pengetahuan dan teknologi, namun pada saat yang sama akan menguatkan nilai-nilai inti kehidupan seperti keadilan, persahabatan, kejujuran, cinta dan patriotisme.

Berkaitan dengan dihapuskannya pelajaran teori Darwin, Kepala Dewan Pendidikan Turki, Alparslan Durmus, mengatakan bahwa evolusi tidak akan lagi diajarkan dalam pelajaran biologi di sekolah-sekolah menengah mulai bulan September dan seterusnya, karena hal itu “kontroversial.”

Baca Juga: Setelah Aksi Hooliganisme Israel, Belanda Justru Larang Protes pro-Palestina

“Kami telah menyisihkan beberapa subjek yang kontroversial karena kami tahu tidak mungkin siswa kami memiliki latar belakang ilmiah atau informasi yang diperlukan untuk memahaminya,” kata Durmus.

Teori – yang diformulasikan oleh Charles Darwin pada abad ke-19 sebagai teori seleksi alam dapat saja dipelajari pada tingkat universitas.

Perubahan tersebut bukan satu-satunya pergeseran dalam perombakan kurikulum yang direncanakan yang akan diimplementasikan pada 2019.

Durmus juga mengatakan bahwa kurikulum akan beralih ke arah “sudut pandang yang sangat luas,” terutama dalam pelajaran sejarah.

Baca Juga: Ukraina Terbitkan Prangko Spesial Bergambar Prabowo

Langkah tersebut dilakukan setelah Wakil Perdana Menteri Numan Kurtulmus mengatakan pada bulan Januari, bahwa teori evolusi adalah “teori ilmiah yang usang dan busuk.”

“Tidak ada aturan yang mengatakan bahwa teori ini harus benar-benar dipelajari,” katanya. (RS2/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Hamas: Kerusuhan Amsterdam Dampak Spontan Genosida di Gaza

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Palestina
Eropa
Internasional