Sajian Dim Sum Gurih Halal untuk Penduduk Hong Kong

Hongkong, MINA – Terselip di sebuah masjid di derah komersial Wan Chai yang sibuk di Hong Kong, sebuah restoran menyajikan perpaduan makanan yang tidak biasa alias spesial. Kantin Pusat Islam itu menyediakan yang gurih bagi 300.000 Muslim di kota itu.

Dibuka pada 2005 oleh Serikat Islam Hong Kong, kantin yang selalu ramai itu terletak di dalam – salah satu dari lima masjid utama untuk kegiatan shalat berjamaah di kota itu.

Di sana, kantin itu ‘menyulap’ dim sum menjadi versi . Daging babi, lemak babi, atau daging yang disajikan tidak sesuai dengan hukum Islam diganti dengan ayam dan udang ramah Muslim yang diimpor dari daratan Cina. Para koki dilatih khusus untuk menyiapkan resep atau makanan halal.

“Hong Kong tidak memiliki pada saat itu, jadi kami melihat ini sebagai sebuah kebutuhan,” kata manajer restoran, Maryam, kepada Hong Kong Free Press (HKFP), Ahad (21/10).

Sekarang, restoran yang melayani umat Islam itu memajang hiasan dinding yang menyatakan itu “satu-satunya tempat untuk masakan halal Kanton di kota.”

Dim sum atau ‘yum cha’, yang diterjemahkan secara harfiah sebagai ‘minum teh’, adalah gaya masakan populer di Hong Kong yang terdiri dari berbagai hidangan, seukuran gigitan, sering disajikan dengan teh untuk sekelompok besar pengunjung restoran. Biasanya dimakan untuk sarapan dan makan siang.

Di konter restoran satu ruangan terdapat tumpukan keranjang steamer dim sum, ditumpuk tinggi dengan terong kukus, kaki ayam dan bakso sapi. Dari pukul 10.00 pagi, staf restoran mulai menghidangkan siu mai, diisi dengan ayam yang dibumbui, pangsit renyah dengan udang, semua dibasuh dengan teh panas.

Untuk semua item itu, pelanggan diperkirakan membayar tidak lebih dari HK$25 (Rp48 ribu) untuk hidangan dim sum.

Di bawah restoran ada ruang pertemuan dan shalat, menjadikan kantin tempat berkumpulnya para pengunjung masjid. Pada Jumat, selama prosesi Shalat Jumat, kantin menawarkan makanan dan minuman gratis kepada para jamaah.

Rizky Pane, dari Indonesia, mengunjungi Kantin Pusat Islam bersama kerabatnya atas rekomendasi pamannya. Setelah mengunjungi Hong Kong sebelumnya, dia mengatakan ingin mencoba sesuatu yang baru.

“Sangat sulit bagi kami untuk menemukan makanan halal di Hong Kong,” ujarnya kepada HKFP. “Di Indonesia, kami biasa makan makanan Cina… kami mendengar tentang tempat ini dan ingin mencobanya.”

Pane menambahkan kantin itu terkenal karena perpaduan masakan yang unik. “Makanannya enak di sini. Kami datang ke sini untuk makan dan shalat, dan ini adalah satu-satunya tempat (di Hong Kong) yang menyajikan dim sum halal,” kata dia.

Maryam mengatakan kepada HKFP bahwa basis pelanggan kantin terus tumbuh secara bertahap seiring semakin banyak Muslim lokal yang mendengar tentang menu khas restoran itu.

Menurut statistik pemerintah, mayoritas dari 150.000 Muslim yang tinggal di Hong Kong berasal dari Indonesia, banyak di antara mereka adalah pekerja rumah tangga, sementara sekitar 50.000 orang Cina, dan 30.000 orang Pakistan. (AT/R11/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Syauqi S

Editor: Ali Farkhan Tsani

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.