Jakarta, 2 Jumadil Awwal 1438/30 Januari 2017 (MINA) – Terkait insiden The Great Camping (TGC) Universitas Islam Indonesia (UII), Saleh Sudrajat, senior Wanadri, organisasi kegiatan alam bebas beralamat di Bandung mengatakan, tidak ada kekerasan dalam pendidikan dasar pecinta alam, karena alam sudah mendidik tanpa kompromi.
“Dalam pendidikan dasar itu tidak lazim dan tidak boleh ada kekerasan. Karena alam sudah keras mendidik kita tanpa kompromi. Hujan kebasahan, malam kedinginan. Apapun itu sudah dididik oleh alam, kita hanya sebagai fasilitator,” ujar Saleh saat diwawancarai Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin, (30/1).
Menurut Saleh, pendidikan dasar di alam terbuka tidak cukup hanya satu pekan dan setiap orang yang akan mengikuti pendidikan dasar sebelumnya harus melakukan cek fisik, cek medis, cek psikologi dan uji kemampuan.
“Kalau di Wanadri itu namanya PDW (Pendidikan Dasar Wanadri), dan dilakukan selama satu bulan latihan di hutan,” jelasnya.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Diguyur Hujan Selasa Siang Hingga Sore Ini
Ia juga mengatakan, setiap pendidikan dasar harus mempunyai tujuan yaitu kurikulum atau silabus.
“Apabila didalam pendidikan dasar itu memberikan hukuman bagi peserta yang melanggar, hukumannya harus proporsional. Dan harus ada pertimbangan, perlu tidak ada hukuman,” ujar Saleh.
“Hukuman itu sifatnya sesuai dengan kesalahan yang dia (peserta) lakukan dan disesuaikan dengan kemampuan fisiknya. Masa sih dia kecapekan terus kita pukulin. Kan tidak mungkin. Jadi sesedikit mungkin hukuman yang bersifat fisik,” tegasnya. (L/R05/RS3)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Ketua MPR RI Salurkan Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi