Samarinda, Kalimantan Timur, MINA – Setelah melatih lebih dari 1.200 pendidik SD/MI dan SMP/MTs, Tanoto Foundatio kali ini melatihkan Pembelajaran aktif MIKIR (Mengalami, Interaksi, Komunikasi dan Refleksi), manajemen berbasis sekolah, dan budaya baca kepada 76 dosen Universitas Mulawarman dan IAIN Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim).
Pelatihan ini merupakan hasil kerjasama Universitas Mulawarman, IAIN Samarinda dan Tanoto Foundation, demikian keterangan pers yang diterima MINA, Ahad (3/3).
Salah satu tujuan pelatihan adalah agar di tingkat institusi pencetak guru, pembelajaran aktif dan gerakan literasi juga massif dilakukan. Mahasiswa calon guru akan menjalani pembelajaran aktif yang ujungnya juga akan diterapkan pada siswa ketika mahasiswa tersebut telah lulus dan jadi guru.
“Kita berharap praktik baik yang telah dilatihkan oleh Tanoto Foundation ini menyebar ke seluruh dosen kependidikan, mahasiswa dan pendidik lainnya,” ujar Prof. Dr. Amir Masruhim, Dekan FKIP Universitas Mulawarman saat membuka pelatihan di Samarinda, Sabtu (2/3).
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
Dekan FKIP juga berharap pemilik perusahaan-perusahaan besar yang ada di Kaltim mencontoh program filantropi yang dilakukan oleh Tanoto Foundation di bidang pendidikan.
“Kita memiliki banyak perusahaan besar di Kalimantan ini. Kalau mereka juga berkontribusi aktif mendermakan sebagian hartanya seperti Tanoto Foundation, pendidikan di daerah ini akan cepat maju dan berkembang,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Sub Direktorat Pendidikan Akademik Kemenristekdikti Sirin Wahyu Nugroho, berharap para dosen bisa membuat mahasiswa yang sekarang ini kebanyakan disebut kaum milenial, merasa nyaman di kampus.
Menurutnya, ciri khas para remaja sekarang mencari suasana dan lingkungan yang membuat mereka merasa betah. Oleh karena itu, menurutnya pengembangan soft skill itu menjadi sangat penting.
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
“Jadi mahasiswa tidak hanya mengetahui subjek perkuliahan saja, juga bagaimana mereka terlibat dalam kegiatan yang bisa mengasah soft skill mereka seperti kolaborasi dan komunikasi. Kerja-kerja yang banyak melibatkan aktivitas bersama akan lebih membuat mereka nyaman sekaligus meningkatkan soft skill mereka,” ujarnya saat memberikan sambutan pada pelatihan yang berlangsung tiga hari ini (2-4 Maret 2019).
Ia mengatakan soft skill seperti kemampuan bekerjasama sangat penting dimiliki mahasiswa karena di dalam dunia kerja, yang dibutuhkan adalah kerjasama tim.
“Jadi kurikulum yang dibangun semestinya adalah kurikulum yang mampu mendorong terasahnya soft skill seperti itu,” ujarnya.
Provincial Coordinator Program PINTAR Tanoto Foundation Kaltim, Affan Surya berharap para dosen menerapkan di tempat perkuliahan apa yang sudah dilatihkan, sehingga pengajaran di sekolah nantinya juga semakin baik.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
“Meningkatnya kualitas pendidikan di tingkat sekolah akan bisa memastikan berkembangnya potensi siswa. Jika potensi siswas berkembang, maka peluang untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik ke depan akan lebih besar,” ujarnya.
Affan juga menekankan bahwa Pelatihan Pembelajaran Aktif dengan mamakai unsur-unsur MIKIR dirancang untuk menghadapi era industry abad 21. Bukan hanya bagaimana materi pelajaran yang disampaikan tercerap dengan baik, tapi juga bagaimana soft skill seperti kreatitas, kemampuan kerjasama, kemampuan komunikasi dan tampil percaya diri terintegrasi pada anak didik.(L/R01/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia