Riyadh, 29 Sya’ban 1435/27 Juni 2014 – Mahkamah Agung Kerajaan Saudi Arabia meminta kepada warga muslim di negaranya untuk mengadakan ru’yatul hilal (memantau bulan sabit) Ramadhan, Jumat malam 29 Sya’ban 1435 bertepatan 27 Juni 2014.
Media alriyadh edisi Rabu (25/6) menyebutkan, Mahkamah Agung juga meminta bagi umat Islam yang melihat hilal, baik melalui alat teleskop ataupun mata telanjang, untuk menyampaikan laporannya kepada pihak berewenang terdekat.
“Mahkamah Agung Arab Saudi berkeinginan umat Muslim di negaranya yang melihat bulan sabit tanda masuknya awal Ramadhan agar memberikan kesaksiannya ke pejabat berwenang terdekat,” bunyi edaran Kerajaan Saudi Arabia, seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Kerajaan Saudi berharap kerjasama dalam kebenaran dan untuk kesalehan tersebut bermanfaat untuk kepentingan umat.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Kementerian Agama RI pada Jumat sore ini juga menyelenggarakan sidang itsbat di Jakarta untuk menentukan 1 Ramadhan 1435.
Sebelumnya Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadhan jatuh pada Sabtu, 28 Juni 2014. Hal tersebut berdasarkan hasil perhitungan hilal (hisab wujudul hilal).
Sementara itu, Nahdhatul Umama menyatakan, berdasarkan perkiraan, hilal di hari Jumat, 27 Juni 2014, nanti berada di bawah dua derajat. Dengan posisi hilal seperti itu, maka bulan belum terlihat sempurna. Maka, kemungkinan awal Ramadan 1435 Hijriah jatuh pada Ahad, 29 Juni 2014.
Dewan Hisab dan Rukyat Jama’ah Muslimin (Hizbullah) menyebutkan, melihat selisih antara terbit bulan dan terbit matahari 164 menit , sedangkan harkat perjalanan bulan mendekati matahari 48 menit perhari : 164-144=20:2=10. Maka ijtima akan terjadi pada Jum’at 29 Syaban 1435 H./27 Juni 2014 M. pukul 14.00 WIB di Jakarta, dengan tinggi hilal 1 darjah dan lamanya 4 menit , hilal sudah wujud/lahir tapi belum imkan ru’yat .
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Maka, jika ada yang melihat hilal pada Jumat, semua umat Islam berpuasa hari Sabtu (28/6). Namun, jika di mana pun tidak ada yang melihat hilal, maka istikmal (digenapkan), sehingga puasa dimulai hari Ahad (29/6). (T/R1/R2).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza