Tel Aviv, MINA – Setidaknya 100 perwira dari unit elit di Angkatan Udara Israel mengancam akan berhenti bekerja jika pemerintah melanjutkan rencana perombakan yudisial yang telah memicu krisis politik dan konstitusional yang mendalam di Israel.
“Panggilan hati nurani kami dapat menentukan bahwa kami tidak dapat lagi melanjutkan tugas,” tulis para petugas dalam surat bersama, yang diterbitkan oleh media Israel pada Kamis malam, The New Arab melaporkan, Jumat (17/3/2023).
“Menghadapi situasi konstitusional yang berkembang di depan mata kami, termasuk matinya demokrasi Israel seperti yang kami ketahui, kami khawatir bahwa mengikuti perintah militer akan menjadi pelanggaran terhadap sumpah kami, hati nurani kami, dan misi kami.”
Seorang mantan komandan unit angkatan udara elit mengatakan kepada Channel 12 Israel bahwa negara itu menyaksikan “ancaman terbesar” dari dalam.
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian
“Ini adalah unit kecil. Kami tidak pernah berpikir dalam mimpi terliar kami bahwa ancaman terbesar bagi kelangsungan hidup Israel sebagai negara Yahudi dan demokratis akan menjadi musuh internal daripada musuh eksternal. Sekarang hal itu terjadi, kami bertekad untuk mencegahnya,” katanya.
Dia mengatakan dia percaya bahwa para petugas akan memberontak melawan “rezim tidak demokratis” jika paket hukum disetujui dan dilaksanakan sepenuhnya. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza