Jakarta, MINA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan mengirimkan buku bacaan sebanyak 2,4 juta lebih di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) guna memperkuat Gerakan Literasi Nasional (GLN).
Pada tahun ini GLN melaksanakan pencetakan dan pengiriman 2.402.320 eksemplar buku dari 60 judul bahan bacaan literasi ke 47.678 sekolah berbagai jenjang, 658 Taman Bacaan Masyarakat (TBM), serta 40 perpustakaan yang berada di daerah 3T yang tersebar di 27 provinsi, Indonesia.
“Jadi program pencetakan dan pengiriman buku ini ke daerah 3T amanat amanat Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan (Sisbuk) untuk menumbuhkembangkan literasi masyarakat dan membantu wilayah-wilayah yang susah dijangkau,” kata Kepala Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Kemendikbud, Dadang Sunendar saat meluncurkan Buku Literasi dan Lokakarya Gerakan Literasi Nasional di Jakarta, Senin (4/11).
Pelaksanaan GLN yang dikoordinasikan oleh Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Kemendikbud sejak tahun 2016 hadir sebagai bagian dari implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
“Ini juga menjadi amanat Mendikbud Muhadjir Effendy yang meminta kita membuat program-program yang sifatnya langsung membantu masyarakat. Nah salah satu upaya ya ini kita kirimkan buku-buku literasi,” ujarnya.
Buku-buku literasi terbitan Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra yang akan diluncurkan ini telah melalui tahap seleksi dan uji kelayakan buku oleh Pusat Perbukuan, sehingga muatannya telah sesuai dengan standar, serta mengandung konten yang mampu menumbuhkan budi pekerti siswa, seperti buku cerita anak atau dongeng lokal, buku biografi inspiratif tentang tokoh lokal atau anak bangsa yang berprestasi, dan buku sejarah yang menebalkan rasa cinta tanah air.
“Harapannya tentu saja ini bisa berguna bagi anak-anak kita dan masyarakat umum. Bukunya macam-macam ya, ada buku cerita rakyat, kuliner, lanskap perkotaan dam pedesaan, tokoh-tokoh nasional Indonesia, dan buku non-fiksi lainnya. Karena ada buku fiksi dan non-fiksi,” tambahannya. (L/R10/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun