New Delhi, MINA – Seorang perwira polisi dan tiga warga sipil tewas di ibukota India pada Senin (24/2) ketika bentrokan antara demonstran pro dan anti undang-undang kewarganegaraan berubah menjadi kekerasan pada hari kedua demonstrasi.
Kekerasan terjadi mulai Ahad (23/2) ketika Kapil Mishra, seorang pemimpin Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa, memperingatkan polisi untuk membersihkan tempat protes sebelum kunjungan resmi Presiden AS Donald Trump, Anadolu Agency melaporkan.
Para pengunjuk rasa saling melempar batu ke berbagai lokasi di timur laut Delhi, salah satu dari 11 distrik administratif kota, dan membakar kendaraan serta toko.
Undang-undang baru ini menjamin kewarganegaraan India bagi minoritas agama non-Muslim yang lolos dari penganiayaan di tiga negara tetangga, Pakistan, Afghanistan dan Bangladesh. Aktivis dan politisi oposisi telah menggambarkan undang-undang itu sebagai tindakan memecah-belah, diskriminatif dan melawan Muslim serta konstitusi sekuler negara itu.
Baca Juga: HRW: Pengungsi Afghanistan di Abu Dhabi Kondisinya Memprihatinkan
Rapat-rapat umum telah diberlakukan di Delhi, beberapa jam sebelum kedatangan Trump di kota itu.
Pada hari pertama perjalanannya ke India, Trump mengunjungi Taj Mahal di Agra, mausoleum era Mughal abad ke-17. Dia juga berpidato di kerumunan besar masaa di stadion kriket di kota Ahmedabad, Gujarat, kampung halaman Perdana Menteri Narendra Modi.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Ajay Kumar Bhalla mengadakan pertemuan darurat karena pihak berwenang mengatakan mereka memantau situasi dengan cermat.
“Kami sedang memantau situasi. Telah menginstruksikan polisi untuk memastikan bahwa hukum dan ketertiban dipertahankan di Delhi Timur Laut. Saya mendesak semua orang untuk menahan diri untuk menjaga perdamaian dan harmoni,” kata Anil Baijal, Gubernur di Delhi.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Setelah kematian polisi itu, Mishra, yang telah memberikan seruan terbuk menulis di Twitter bahwa “kekerasan bukanlah cara untuk mengatasi masalah.”
Warga setempat kemudian menuduh pengunjuk rasa yang mendukung undang-undang kewarganegaraan tiba di lokasi segera setelah ultimatum Mishra, dan mulai melempari batu sambil meneriakkan “Jai Shree Ram” [Salam Ram Ramuan], nyanyian yang identik dengan BJP.
Para pengunjuk rasa anti hukum kewarganegaraan melempari batu sebagai tanggapan, membuat polisi menggunakan gas air mata. (T/R7/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)