Sebenar-Benarnya Takwa

unduhanOleh : Shoffah Qudrotillah, Mahasiswi Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam/Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Metro Lampung.

Banyak sekali manusia saat ini melakukan pelanggaran dan cuek terhadap perintah Allah, padahal Allah telah melimpahkan rahmat-Nya kepada manusia. Perlu kita ulang kembali bahwa setelah kita mati Allah akan menanyakan atas apa yang telah dilakukan hambaNya. Maka dari itu sebelum Allah mengambil nyawa  dari jasad ini hendaklah bertakwa kepada Allah.

Bertakwa secara makna ialah penjagaan atau memelihara diri dari perbuatan yang dimurkai Allah. Adapun menurut syara’ yaitu melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya,  tidak melakukan perbuatan maksiat .

Sebagaimana yang disabdakan baginda Rasulullah Shallallahu ’Alihi Wassalam, yang artinya, “Menta’atai Allah dan tidak mengingkari-Nya, sentiasa ingat Allah dan tidak melupakan-Nya, serta bersyukur kepada-Nya dengan tidak mengkufuri nikmat-Nya, (HR Bukhari dari Ibu Abbas Radhiyallahu ‘Anhu)

Sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, yang artinya, “Tidak dikatakan seorang beriman apabila ia tidak mengikutiku (Al-Quran dan Sunnah). Menggigit dengan geraham (berpegang teguh) terhadap sunnah dan syariat yang telah ditetapkan Allah akan membawa kita menjadi hamba yang dicintai-Nya”.

Perintah dalam Al-Quran

Allah berfirman :

وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ اتَّقُوا اللَّهَ

Artinya: “Kami telah memerintahkan kepada orang orang yang telah diberi kitab suci sebelum kamu dan juga kamu agar bertaqwa kepada Allah,”. (QS An-Nisa [4]: 131).

Allah ta’ala pun memerintahkan kepada umat terdahulu dan yang akan datang untuk bertakwa kepada Allah.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Artinya: “Wahai orang orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim,”.  (QS Ali ‘Imran [3]: 102).

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan berkatalah dengan perkataan yang benar”. (QS Al-Ahzab [33]: 70).

Abdullah Bin Mas’ud Rhadiyallahu’anhu berkata “Hendaklah Allah itu untuk ditaati dan tidak dimaksiati dan tidak dilupakan serta disyukuri dan tidak diingkari.

Kiat meraih ketaqwaan

Yang pertama , Menunutut Ilmu (mempelajari agama)

Ilmu agama atau syar’i merupakan ilmu yang membawa kita menuju ke jalan takwa kepada Allah, dan ilmu syar’i-lah yang hanya bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah, yang baik juga buruk sehingga mampu melakukan perintah Allah dengan ikhlas. Tidak mungkin seorang hamba bertakwa kepada Allah tanpa menuntut ilmu. Oleh karena itu wajib bagi kita sebagai umat Islam menuntut ilmu. Dan seluruh muslimin serta muslimat wajib menyisihkan waktu juga memanfaatkannya untuk menuntut ilmu.

Dengan menuntut ilmu kita bisa lebih paham tentang Islam. Sehingga dengan bertambahnya ilmu maka iman kita akan  bertambah dan dapat berbuat amal shalih sehingga Allah memudahkan kita untuk bertakwa.

Allah berfirman:

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ

Artinya: “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. (QS Al-Mujadalah [58]: 11).

Yang kedua, mentauhidkan Allah dan menjauhi kesyirikan

Seorang hamba tidak akan mencapai derajat ketaqwaan tanpa  bersungguh sungguh untuk merealisasikan . Sebagaimana Allah telah mengutus kepada seluruh Nabi dan Rasul untuk mewujudkan tauhid dan bertakwa.  Dan semua  apa yang diperintahkan Allah pasti membawa kebaikan dan manfaat bagi kita semua .

Seluruh larangan Allah membawa keburukan (mudharat) bagi hamba-hambaNya. Allah melarang hamba-Nya berbuat syirik, sebab kesyirikan itu berbahaya dan membawa keburukan, serta akan disiksa (diadzab). Allah melarang hamba-Nya berbuat bid’ah sebab bid’ah itu hanya membuat kesengsaraan hidup.

Demikian juga Allah melarang hamba-Nya melakukan perbuatan dosa seperti meninggalkan shalat, durhaka kepada kedua orang tua, zina, riba, membunuh, mencuri, memutuskan silaturrahim, memfitnah, berjudi, meminum khamr, atau yang lainnya sebab perbuatan-perbuatan tersebut berbahaya bagi hamba-Nya.

Sebagai seorang hamba Allah hendaklah  bersungguh-sungguh  menjauhi seluruh apa yang dilarang-Nya dan bersungguh-sungguh melaksanakan perintah-Nya. Baik yang wajib ataupun sunnah, dengan harapan bisa menutupi kekurangan yang ada dalam melakukan kewajiban serta menjauhi dosa-dosa kecil sebagai benteng yang kuat.

Oleh karena itu, kita wajib bertaqwa kepada Allah dengan melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya. Karena apa apa yang  di perintahkan  Allah adalah bermanfaat dan seluruh yang dilarang Allah adalah berbahaya.(T/sfh/K08/P4).

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)