Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seharkhwans, Penjaga Tradisi Ramadhan Kuno di Kashmir

Ali Farkhan Tsani Editor : Sri Astuti - 21 detik yang lalu

21 detik yang lalu

0 Views

Penabuh deum membangunkan warga sahur di Kashmir (Kimskashmir)

Srinagar, MINA – Bersama datangnya bulan Ramadhan, Seharkhwans, para penabuh drum, memulai tradisi membangunkan orang-orang untuk santapan sebelum fajar di kota-kota dan permukiman Kashmir.

Ratusan pria datang dari desa-desa terpencil menjaga tradisi kuno tersebut tetap hidup, meskipun saat ini ada banyak sekali gawai modern seperti ponsel dan jam alarm. Seperti dilaporkan Kimskashmir, Ahad (9/3).

Sejak dahulu, tabuhan drum mereka telah membangunkan orang-orang Kashmir untuk makan sahur yang membuat mereka tetap bersemangat saat berpuasa di siang hari.

Mohammad Shafi Mir, seorang warga Barzulla, mengatakan bahwa Seharkhwans atau penabuh drum memiliki peran penting selama bulan suci ini.

Baca Juga: Dari Gerobak Ketoprak ke Ayat Suci, Kisah Daiman dan Transformasi Spiritual di Tengah Hiruk Pikuk Kota Semarang

“Ramadhan tidak lepas dari kesulitan. Kami menyelesaikan shalat tarawih sekitar pukul 10.30 malam, dan saat kami tidur, sudah tengah malam. Bangun lagi empat jam kemudian untuk sahur dan shalat subuh. Sungguh melelahkan,” ujarnya.

“Tidak seperti alarm ponsel atau jam, Anda tidak dapat mematikan ketukan drumnya,” imbuhnya.

Setiap Seharkhwan menempati wilayah satu atau dua mohalla.Bagi sebagian orang, ini adalah sumber penghidupan. Bagi yang lain, ini adalah tindakan pengabdian.

Banyak dari mereka menunggu 11 bulan untuk Ramadhan, karena penghasilan selama bulan ini mencukupi kebutuhan keluarga mereka selama setahun penuh.

Baca Juga: Mendadak Halal di Amerika

“Kami berasal dari daerah terpencil dan ini adalah mata pencaharian saya. Saya bekerja sebagai buruh selama sisa tahun ini, tetapi penghasilan dalam 11 bulan itu masih lebih sedikit daripada yang saya peroleh selama Ramadhan,” kata Abdul Majeed Khan dari Kalaroos di distrik Kupwara.

Khan, yang telah menjadi tukang pukul drum selama 20 tahun, mengatakan pekerjaannya dimulai pukul 3 pagi dan berakhir pukul 5 Subuh.

“Orang-orang membayar kami dengan murah hati di akhir Ramadhan.Allah telah memberkati mereka,” tambahnya.

Mohammad Mehboob Khatana, yang telah datang ke Srinagar selama 22 tahun setiap Ramadhan, mengatakan selain mencari nafkah untuk keluarganya, ia juga berharap mendapat pahala dari Allah atas perbuatan baik membangunkan orang-orang untuk berpuasa.

Baca Juga: Ramadhan Kesempatan Emas Meraih Berkah Ilahi yang Tak Boleh Anda Lewatkan!

“Kami membangunkan orang-orang untuk berpuasa.Kami melakukan ini bukan hanya untuk mencari nafkah, tetapi juga dengan harapan mendapat pahala di akhirat,” katanya.

Ghulam Rasool Payar, seorang veteran lebih dari 50 tahun, adalah sosok yang dikenal di kota tua itu.Ia mengatakan keuntungan finansial adalah bonus, karena tujuan utamanya adalah melayani orang.

“Saya telah melakukan pekerjaan ini selama 50 tahun terakhir. Saya tidak mendesak warga untuk membayar, karena saya merasa pahala yang lebih besar ada di sisi Allah,” katanya. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Puasa Jangan Bohong: Makna Kejujuran dalam Ibadah Shaum

Rekomendasi untuk Anda

Ramadhan 1446 H