Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA
Nama sebenarnya adalah Muhammad bin Ismail bin Shalah Al-Amir Al-Kahlani Ash Shan’ani. Ia dilahirkan pada tahun 1059 H di daerah yang bernama Kahlan, dan kemudian ia pindah bersama ayahnya ke Kota Shan’a ibukota Yaman.
Ia menimba ilmu dari ulama yang berada di kota Shan’a lalu kemudian beliau rihlah (melakukan perjalanan) ke Kota Makkah dan membaca hadits dihadapan para ulama besar yang ada di Makkah dan Madinah.
Ia menguasai berbagai disiplin ilmu sehingga ia mengalahkan teman temannya seangkatannya. Ia menampakkan kesungguhannya, berhenti ketika ada dalil, jauh dari taklid dan tidak memperdulikan pendapat pendapat yang tidak ada dalilnya.
Baca Juga: Pak Jazuli dan Kisah Ember Petanda Waktu Shalat
Ia mendapatkan ujian dan cobaan yang menimpa semua orang yang mengajak kepada kebenaran dan mendakwahkannya secara terang terangan pada masa masa penuh fitnah dari orang yang sezaman dengan beliau, Allah Subhananahu wata’ala tela menjaga beliau dari makar mereka dan melindungi beliau dari kejelekan mereka.
Kahlifah Al Manshur yang termasuk penguasa Yaman mempercayakan kepada beliau untuk memberikan khutbah di Masjid Jami’ Shan’a. Ia terus menerus menyebarkan ilmu dengan mengajar, memberi fatwa, dan mengarang.
Ia tidak pernah takut terhadap celaan manusia ketika ia berada dalam kebenaran dan ia tidak memperdulikan dalam menjalankan kebenaran akan ditimpa ujian, sebagaimana telah menimpa orang orang yang mengikhlaskan agama mereka untuk Allah, ia lebih mendahulukan kerihaan Allah diatas keridhaan manusia.
Sangat banyak orang orang yang datang menimba ilmu dari beliau, mulai dari orang orang yang datang menimba ilmu dari beliau, mulai dari orang orang yang khusus maupun masyarakat umum, mereka membaca dihadapan beliau berbagai kitab kitab hadits dan mereka mengamalkan ijtihad ijtihad beliau serta menampakkannya kepada orang orang.
Baca Juga: Jalaluddin Rumi, Penyair Cinta Ilahi yang Menggetarkan Dunia
Beliau memiliki banyak karangan, di antara karangannya adalah:
– Subulus Salam
– Minhatul Ghaffar
– Syarhut Tanfih Fi Ulumil Hadits dan lain lain.
Baca Juga: Al-Razi, Bapak Kedokteran Islam yang Mencerdaskan Dunia
Ash-Shan’ani memiliki karangan karangan yang lain yang ditulis secara terpisah yang seandainya dikumpulkan maka akan menjadi berjilid jilid.
Ia memiliki syair yang fasih dan tersusun rapi yang kebanyakan berisi tentang pembahasan pembahasan ilmiah dan bantahan terhadap orang orang di zaman beliau. Kesimpulannya beliau adalah seorang ulama yang melakukan pembaharuan terhadap agama.
Ia wafat pada hari ketiga bulan Sya’ban tahun 1182 H pada umur beliau 123 tahun. Semoga Allah merahmati beliau dengan rahmat yang luas. Amin. (A/RS3/RS2)
Sumber: Kitab That-hirul I’tiqad ‘an Adranis Syirki wal Ilhad, karya Al- Imam Ash-Shan’ani rahimahullah.
Baca Juga: Abdullah bin Mubarak, Ulama Dermawan yang Kaya
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Behram Abduweli, Pemain Muslim Uighur yang Jebol Gawang Indonesia