Sejumlah Kepala Negara Berjuang Atasi Krisis Qatar

Peta Negara-negara Teluk – antaranews.com –

Dubai, 11 Ramadhan 1438/6 Juni 2017 (MINA) – Pemutusan hubungan diplomatik yang dilakukan oleh beberapa negara teluk terhadap Qatar mendorong sejumlah kepala negara sahabat berupaya keras mencari solusi mengakhiri krisis tersebut.

Emir Kuwait, Sabah Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah, atas permintaan Qatar, dijadwalkan hari ini (6/6) bertolak ke Saudi dalam rangka mediasi konflik antara kedua belah pihak.

Seperti diketahui sebelumnya, Saudi bersama Bahrain dan Uni Emirat Arab, Senin (5/6), mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik mereka dengan Qatar karena dianggap mendukung terorisme.

Sementara itu, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan segera melakukan pembicaraan telepon dengan sejumlah kepala negara terkait upaya mengatasi beberapa saat setelah pengumuman pemutusan hubungan diplomatik tersebut.

Turki mendorong upaya dialog dan bersedia membantu menyelesaikan perselisihan antara Qatar dan negera-negara Arab.

Kantor berita Turki Anadolu, menyebutkan Erdogan telah menghubungi di antaranya Emir Qatar Tamim bin Ahmad, Raja Saudi Salman bin Abdul Aziz, Emir Kuwait Sabah Al-Ahmad dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Menurut sumber pemerintah Turki, dalam pembicaraan tersebut Erdogan menekankan kepada mereka pentingnya menciptakan situasi damai dan stabilitas di kawasan.

Pada kesempatan yang sama, Presiden Sudan Omar Al-Bashir, melalui sambungan telepon menyampaikan dukungannya kepada Emir Kuwait menengahi krisis teluk.

Sudan, melalui kementerian luar negerinya, menyeru pihak-pihak yang berseteru untuk mendinginkan suasana dan mengakhiri perselisihan. Sudan menyatakan siap bekerja bersama negara-negara lainnya mengatasi konflik.

Iran juga meminta semua pihak menyelesaikan perselisihan melalui cara damai dan dialog. Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif telah menelpon sejumlah menlu koleganya di Turki, Indonesia, Iran dan Oman untuk membahas perkembangan terakhir di kawasan.

“Para tetangga itu permanen geografi tidak mungkin diubah. Kekerasan tidak pernah bisa jadi solusi. Dialog adalah keharusan, khususnya selama bulan Ramadhan yang terberkahi,” tulis Zarif melalui akun Twitternya.

Sekelompok negara Arab yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Mesir memutuskan hubungan dengan Qatar pada 5 Juni, dengan menuduh negara Teluk yang kaya gas itu mendukung ekstremisme.

Bahrain, Uni Emirat Arab, Yaman dan Maladewa bergabung dengan Saudi dan Mesir, dalam memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar, dengan tuduhan Doha memiliki “kelompok teroris dan sektarian yang bertujuan untuk mengacaukan kawasan, termasuk Ikhwanul Muslimin, Daesh (ISIS) dan Al-Qaeda.” (T/Taufiq/R01)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)