Ramallah, 9 Muharram 1437/22 Oktober 2015 (MINA) – Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mendesak Palestina dan Israel untuk mengakhiri kekerasan yang sedang berlangsung, dan harus menciptakan kondisi menuju tercapainya perdamaian.
Usai pertemuan dengan Presiden Mahmoud Abbas di Ramallah, Rabu (21/10), dia mengatakan semua pembunuhan baru-baru ini harus diselidiki secara menyeluruh. Demikian Kantor Berita Palestina WAFA sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Kami akan terus mendukung semua upaya menciptakan kondisi untuk membuat perundingan yang berarti terjadi,” kata Ban kepada wartawan setelah bertemu Abbas usai pertemuan.
“Tapi pada akhirnya Palestina dan Israel harus memilih damai. Tantangan yang paling mendesak kami adalah untuk menghentikan gelombang kekerasan dan menghindari kerugian lebih lanjut,” tambahnya.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Pertemuan Ban dengan Presiden Abbas dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Rabu bertujuan mengakhiri tiga pekan bentrokan mematikan. Setidaknya 53 warga Palestina dan delapan orang Israel tewas di Tepi Barat, Gaza, Al-Quds, dan wilayah Palestina lainnya yang dijajah Israel.
Sementara itu, Abbas meminta Israel untuk secara ketat menghormati peraturan yang mengatur kompleks Masjid Al-Aqsha di Al-Quds Timur.
Ia mengatakan, pelanggaran Israel berulang-ulang terhadap masjid menghasut perselisihan antar agama sebagai hal yang tidak diinginkan Palestina.
“Pendudukan dan agresi terus dilakukan terhadap tempat-tempat suci Muslim dan Kristen di Yerusalem Timur, khususnya terhadap Al-Aqsha, membuka pintu kepada konflik agama, yang sayangnya sudah dimulai,” kata Abbas.
Baca Juga: Setelah 20 Tahun AS Bebaskan Saudara Laki-Laki Khaled Meshal
“Kami tidak menginginkannya dan kami memperingatkan bahwa aksi itu akan lebih banyak konsekuensinya,” ujarnya.
Pekan lalu, Israel menolak imbauan agar daerah sekitar masjid Al-Aqsha diawasi oleh pasukan PBB.
Sementara Gerakan Perlawanan Hamas, mengatakan pernyataan Sekjen PBB Ban Ki-moon dalam kunjungannya ke wilayah tersebut adalah bias terhadap pendudukan Israel dan melakukan hal-hal bertentangan dengan hukum internasional.
Dalam sebuah pernyataan Rabu kemarin, juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri, mengomentari pernyataan Ki-moon yang menyamakan pemukim ilegal ekstrimis Yahudi yang membunuh dengan pemuda Palestina yang membela diri mereka.
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel
Pemimpin Hamas Abu Zuhri menyerukan Rakyat Palestina untuk melanjutkan intifhadah Al-Quds yang masih berlangsung dan tidak disesatkan oleh konspirasi yang bertujuan menghentikan perlawanan.
Sejak awal Oktober, sejumlah 53 warga Palestina telah tewas dalam penembakan dan bentrokan dengan pasukan pendudukan Israel di wilayah Palestina dan wilayah jajahan Israel, sementara delapan orang Israel tewas dalam serangan pisau dan menabrakkan mobil.(T/R05/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Parlemen Inggris Desak Pemerintah Segera Beri Visa Medis untuk Anak-Anak Gaza