Cox’s Bazar, Bangladesh, MINA – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres pada Senin (2/6) mengatakan keselamatan pengungsi Rohingya selama musim hujan adalah prioritas utama mereka.
Pimpinan PBB itu mengunjungi pengungsi Rohingya di Cox’s Bazar, Bangladesh, didampingi Presiden World Bank Group Jim Yong Kim.
Lewat cuitannya yang disertai dengan foto bersama para pengungsi. “Di Cox’s Bazar, Bangladesh, saya baru saja mendengar kisah tidak terbayangkan tentang pembunuhan dan pemerkosaan yang dialami pengungsi Rohingya yang baru-baru ini melarikan diri dari Myanmar,” tegas Guterres.
“Mereka menginginkan keadilan dan pulang dengan selamat ke rumah-rumah mereka,” tambah dia. demikian Anadolu Agency melaporkan dikutip MINA.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Guterres menekankan, menjelang musim hujan, sebanyak 200.000 pengungsi perlu dipindahkan sesegera mungkin.
“Kami tidak akan membiarkan musim hujan memupus harapan para pengungsi Rohingya yang saya temui hari ini di Bangladesh,” tambah dia.
Dalam sebuah pernyataan, PBB mengatakan kunjungan bersama ke Bangladesh akan berakhir pada 3 Juli.
Menurut Amnesty International, sejak 25 Agustus 2017, lebih dari 750.000 pengungsi, sebagian besar anak-anak dan perempuan, telah melarikan diri dari Myanmar ke Bangladesh setelah tentara Myanmar melancarkan operasi atas kelompok Muslim minoritas.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Dokter Lintas Batas (MSF) mengatakan, sedikitnya 9,400 Rohinga tewas di Rakhine sepanjang 25 Agustus-24 September tahun lalu.
Dalam sebuah laporan yang dirilis baru-baru ini, MSF menyebutkan bahwa 71,7 persen kematian atau 6.700 orang disebabkan oleh kekerasan. 730 di antaranya adalah anak-anak berusia di bawah lima tahun.
Rohingya, yang disebut PBB sebagai kaum paling teraniaya di dunia, telah menghadapi sejumlah serangan sejak kekerasan komunal meletus pada 2012 dan menewaskan puluhan jiwa.
PBB mencatat adanya pemerkosaan massal, pembunuhan – termasuk bayi dan anak-anak – pemukulan brutal, dan penghilangan paksa yang dilakukan oleh personel keamanan.
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai
Dalam laporannya, penyelidik PBB mengatakan bahwa pelanggaran tersebut dapat dikategorikan sebagai kejahatan kemanusiaan. (T/R03/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran, Rusia, Turkiye Kutuk Kekejaman Israel di Palestina dan Lebanon