Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekolah dan Madrasah Diniyah Perlu Terus Tingkatkan Kerja Sama

Fauziah Al Hakim - Jumat, 27 Oktober 2017 - 21:28 WIB

Jumat, 27 Oktober 2017 - 21:28 WIB

369 Views ㅤ

Depok, MINA – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mendorong sekolah meningkatkan kerja sama dengan lembaga pendidikan keagamaan misalnya madrasah diniyah (madin), dalam rangka penguatan pendidikan karakter (PPK).

“Sekolah dan madrasah diniyah harus saling bersinergi, aktivitas para siswa di madin dicatat oleh sekolah dan diakui sebagai proses belajar siswa,” kata Muhadjir Effendy dalam acara Halaqah Nasional Ulama Pesantren dan Cendekiawan, di Pondok Pesantren Al-Hikam Depok Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Demikian  keterangan pers Kemdikbud yang dikutip MINA.

Pihaknya juga melarang sekolah menyelenggarakan madin, jika di lingkungan sekolah terdapat lembaga pendidikan keagamaan tersebut. Muhadjir tidak ingin ada madin tutup karena kekurangan siswa, akibat penerapan PPK oleh sekolah.

Menanggapi beberapa laporan tentang madrasah diniyah yang gulung tikar akibat penerapan PPK di sekolah, Mendikbud telah mengirim tim untuk langsung turun ke lapangan.

Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan 

“Sepanjang yang saya tahu, tidak ada madin yang tutup, bahkan ada yang progresif mewajibkan seluruh siswa muslim mengikuti madin,” ujar mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang tersebut.

Mendikbud menambahkan, nantinya secara bertahap sekolah akan menerapkan dua macam rapor.

“Nantinya akan ada rapor akademik dan rapor kepribadian. Aktifitas siswa di madin, mengikuti ekstrakurikuler, bahkan membantu orang tua berdagang akan dicatat dalam rapor kepribadian,” tuturnya.

Dengan kerja sama yang baik antara sekolah dan madin, ia berharap karakter positif peserta didik akan terbentuk.

Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun

Menurutnya, karena karakter positif merupakan pondasi sebelum peserta didik mendapat bekal yang lain yaitu ilmu pengetahuan dan ketrampilan.

“Karakter harus ditanamkan sejak pendidikan dasar, bahkan Bapak Presiden menginginkan pendidikan karakter dimulai sejak pendidikan anak usia dini (PAUD),” pungkasnya. (R/R05/RS1)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Indonesia