Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama Ramadhan, Sebanyak 200 Warga Sipil Afghanistan Tewas

kurnia - Kamis, 6 Juni 2019 - 16:22 WIB

Kamis, 6 Juni 2019 - 16:22 WIB

6 Views ㅤ

Pejuang Taliban Afghanistan.

Kabul, MINA – Ketika Taliban terus terlibat dalam serangkaian upaya rekonsiliasi simbolis, perang yang berkobar di Afghanistan telah menewaskan sekitar 200 lebih warga sipil selama bulan suci Ramadhan, tanpa ada tanda-tanda gencatan senjata.

Data korban yang dihimpun oleh Anadolu menunjukkan, korban warga sipil jatuh karena serangkaian ledakan ranjau darat, serangan bom bunuh diri, pembunuhan yang ditargetkan dan serangan udara.

Sedikitnya 200 warga sipil tewas dan lebih dari 300 lainnya terluka di daerah Helmand, Ghazni, Nangarhar, Jawzjan, Paktika, Ghor, Badghes, Zabul, Provinsi Kunduz, Herat, Faryab, Sar-i-Pul, Kapisa, Baghlan, Maidan Wardak, dan Kabul di bulan suci Ramadhan yang dimulai pada 6 Mei.

Ibu kota Afghanistan, Kabul, bahkan terkena tiga serangan roket oleh gerilyawan pada pekan terakhir Mei, menyebabkan enam tentara dan lima warga sipil tewas, termasuk melukai sedikitnya 20 orang warga sipil.

Baca Juga: HRW: Pengungsi Afghanistan di Abu Dhabi Kondisinya Memprihatinkan

Provinsi Ghazni masih menjadi daerah paling tidak aman dari 34 provinsi di Afghanistan pada Mei lalu.

Pasukan keamanan Afghanistan telah menguasai daerah Deh Yaq di Provinsi Ghazni pada bulan ini, setelah dua tahun di bawah kendali Taliban.

Pasukan keamanan dan Taliban pada Ahad (2/6) membuat klaim besar telah menewaskan sekitar 100 pejuang dari pihak yang berlawanan di provinsi Ghazni tengah.

Sedangkan Menteri Pertahanan Afghanistan mengklaim telah menewaskan 160 anggota Taliban, yang disebut kelompok Unit Merah di Provinsi Ghazni dan Maidan Wardak.

Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi

Mantan kepala intelijen negara itu, Rehmatullah Nabil, mengatakan pada konferensi pers di Kabul bahwa bentrokan yang lebih mematikan terjadi pada saat Taliban berada di atas angin dalam pembicaraan damai yang diusulkan oleh Amerika Serikat (AS).

Taliban dan utusan AS akan memulai negosiasi politik di ibu kota Qatar, Doha, akhir bulan ini tentang cara dan sarana untuk mengakhiri perang berusia 18 tahun itu. (T/R03/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan

Rekomendasi untuk Anda

Timur Tengah
Internasional
Internasional
Indonesia
Internasional