Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

SELEKA TUDUH PASUKAN PERANCIS LANGGAR PERDAMAIAN

Rudi Hendrik - Rabu, 6 Agustus 2014 - 19:02 WIB

Rabu, 6 Agustus 2014 - 19:02 WIB

1099 Views

Pasukan Perancis di Republik Afrika Tengah (Gambar: AA)
<a href=

Pasukan Perancis di Republik Afrika Tengah (Gambar: AA)" width="300" height="203" /> Pasukan Perancis di Republik Afrika Selatan (Gambar: AA)

Bangui, 10 Syawwal 1435/6 Agustus 2014 (MINA) – Milisi Muslim Seleka di Republik Afrika Tengah menuduh pasukan penjaga perdamaian Perancis melanggar kesepakatan damai baru-baru ini dan menghasut bentrokan mematikan di kota utara Batangafo.

“Pada hari Senin, Anti-Balaka (milisi Kristen) menyerang posisi kami di Batangafo, mendorong kami untuk merespon,” Jenderal Mohamed Moussa Dhaffane, Wakil Presiden Koalisi Seleka, mengatakan kepada Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu.

Dia menyayangkan dua anggota pasukan penjaga perdamaian Afrika (MISCA) tewas dalam serangan Anti-Balaka.

“Apa yang lebih kami sesalkan adalah intervensi pasukan Perancis. Pasukan Sangaris ingin Seleka Batangafo melakukan kekerasan, yang merupakan pelanggaran terhadap perjanjian  Brazzaville,” kata Dhaffane.

Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20

“Sangaris tidak mematuhi perjanjian. Pasukan internasional di sini tidak untuk berperang, tetapi untuk membawa damai,” katanya.

Milisi Anti-Balaka dan Seleka menandatangani kesepakatan bulan lalu di Brazzaville, ibu kota Republik Demokratik Kongo, berjanji untuk mengakhiri permusuhan dan menjamin bebasnya pergerakan barang dan orang.

Tapi Sangaris menyalahkan serangan di Batangafo kepada milisi Seleka.

Seleka menyerang misi pengintaian Sangaris di pintu masuk Batangafo, memicu respon yang kuat dari pasukan Perancis,” kata pemimpin pasukan Sangaris Perancis dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza   

Bentrokan di Batangafo menimbulkan kerugian besar di pihak Seleka, tapi belum ada pernyataan resmi tentang jumlahnya. Sementara  sumber yang dekat dengan pasukan Perancis menyebutkan, jumlah milisi terbunuh hampir 50 orang dan sekitar 100 lainnya terluka.

Perancis, bekas penjajah Republik Afrika Tengah, saat ini memiliki 2.000 pasukan penjaga perdamaian di negara itu, sementara Uni Afrika telah mengerahkan sekitar 6.000 pasukan penjaga perdamaian.

Negara kaya yang penduduk mayoritasnya Kristen itu, terjun ke dalam anarki tahun lalu, ketika Seleka menggulingkan presiden Francois Bozize, seorang Kristen yang naik ke kekuasaan dalam kudeta 2003, dan diganti Michel Djotodia, seorang Muslim, sebagai Presiden Sementara.

Konflik politik bergeser kepada kekerasan sektarian antara Muslim dan Kristen ketika mantan pasukan Seleka yang tidak terkendali melakukan kekerasan terhadap warga mayoritas.

Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa

Kekerasan anti-Muslim melonjak setelah Djotodia mengundurkan diri pada Januari dan digantikan oleh Catherine Samba-Panza, seorang Kristen yang sebelumnya menjabat sebagai walikota ibukota Bangui.

Milisi Anti-Balaka bersama warga Kristen melakukan pembantaian terhadap warga Muslim minoritas yang dianggap mendukung milisi Seleka. Kejahatan milisi Kristen menjurus kepada pembersihan etnis Muslim. (T/P09/IR)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Presiden Afsel Minta Dunia Tekan Israel Hentikan Serangan di Gaza

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Internasional
Asia
Afrika
Asia
Afrika