Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

SEMANGAT KARTINI DAN RASA MALU WANITA SHALIHAH

Fauziah Al Hakim - Ahad, 20 April 2014 - 12:52 WIB

Ahad, 20 April 2014 - 12:52 WIB

2517 Views ㅤ

 malu.jpg">malu.jpg" alt="malu" width="480" height="457" />Oleh: Rohullah Fauziah Alhakim*

Wahai mutiara Islam yang ditaburi iman suci dari Sang pencipta langit dan bumi. Wahai kaum  Hawa yang telah diberi keindahan, dan harga diri yang tidak bisa di hargai dengan apapun. Harga dirimu lebih mahal dari apa yang paling mahal di dunia.

Relakah jika dirimu menjadi tawanan kaum yang tidak bermoral? Tidakkah kau malu membuka auratmu di depan laki-laki yang bukan mukhrimmu? Tidak takutkah kau akan ancaman Allah padamu?

Raden Ajeng Kartini sebagai tokoh dikenal sangat getol memperjuangkan gerakan emansipasi wanita tertuang dengan tinta emas dalam lembaran sejarah kemerdekaan Indonesia. Semua kalangan meyakini derap kemajuan Indonesia dicapai berkat gerakan yang dipelopori wanita muslimah ini.

Baca Juga: Muslimat dan Dakwah, Menyebarkan Kebaikan Lewat Akhlak

Kekaguman masyarakat Indonesia terhadap sosok Kartini dicitrakan dalam suasana keprihatinan sebagaimana yang dilukiskan Ismail Marzuki melalui salah satu karya legendarisnya yang berjudul “Sabda Alam”.

Tentu kita tidak dapat menerima dengan argumentasi apapun segala bentuk ketidakadilan dan diskriminasi, apalagi praktik pelecehan, peremehan dan penganiayaan hak kelompok masyarakat rentan seperti kaum perempuan.

Dengan semangat Kartini, lalu apa yang dapat kita teruskan sebagai bentuk kelanjutan dari perjuangannya. Sebagai muslimah, apa yang hendaknya kita pelihara sebagai wujud perjuangan menuju perubahan sebagaimana telah dirintis Ibunda Kartini?

Malu Salah Satu Cabang Iman

Baca Juga: Belajar dari Ibunda Khadijah RA, Teladan untuk Muslimah Akhir Zaman

Malu adalah sebagian dari iman, sesungguhnya malu adalah pakaian manusia yang paling indah. Malu yang terdapat pada diri seseorang, akan mampu merubah karakter buruk menjadi karakter baik. Dari Imran bin Hushain radhiallahu ‘anhuma, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

الْحَيَاءُ لاَ يَأْتِي إِلاَّ بِخَيْرٍ

“Sifat malu itu tidak mendatangkan sesuatu melainkan kebaikan.” (Muttafaq ‘alaih)

Wanita akan terlihat indah jika ia dibalut dengan rasa malu karena Allah. Karena malu itu adalah perhiasan yang sangat indah.

Baca Juga: Muslimah: Kekuatan Lembut Penggerak Perubahan

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

وَمَا كَانَ الحَيَاءُ فِي شَيْءٍ إلاَّ زَانَهُ

“Tidaklah ada sifat malu itu pada sesuatu, melainkan ia akan menghiasinya.” (HR. At Tirmidzi, dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani)

Tapi apabila seorang wanita tidak mempunyai rasa malu, maka merugilah ia karena akan kehilangan yang lainnya, seperti sabda Rasulullah SAW:

Baca Juga: Di Balik Hijab, Ada Cinta

“Rasa malu dan iman itu saling terkait. Maka jika salah satunya hilang, yang lainnya pasti akan hilang pula.” (HR. Hakim)

Tapi mengapa banyak wanita yang tidak malu membuka aurat mereka? Mereka malah bangga mengumbar-umbar tubuh yang seharusnya dijaga dari pandangan seluruh umat manusia.

Wahai muslimah, wanita adalah kunci kebaikan suatu umat. Wanita bagaikan batu bata, ia adalah pembangun generasi manusia. Maka jika kaum wanita baik, maka baiklah suatu generasi. Namun sebaliknya, jika kaum wanita itu rusak, maka akan rusak pulalah generasi tersebut.

Maka, engkaulah para muslimah pengemban amanah pembangun generasi umat ini. Jadilah engkau wanita muslimah yang sejati, wanita yang senantiasa menjaga kehormatannya. Yang menjunjung tinggi hak Rabb-nya. Yang setia menjalankan sunnah rasul-Nya.

Baca Juga: Menjadi Pemuda yang Terus Bertumbuh untuk Membebaskan Al-Aqsa

 

Kodrat Laki-Laki dan Perempuan Berbeda

Allah menciptakan perempuan dan laki-laki memiliki kewajiban yang sama, yaitu untuk beribadah kepada Allah. Dia telah menempatkan pria dan wanita pada kedudukannya masing-masing sesuai dengan kodratnya. Dalam beberapa hal, sebagian mereka tidak boleh dan tidak bisa menggantikan yang lain.

Mujahid meriwayatkan, Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha berkata: “Wahai Rasulullah, mengapa kaum laki-laki bisa pergi ke medan perang sedang kami tidak, dan kamipun hanya mendapatkan warisan setengah bagian laki-laki?” Maka turunlah ayat yang artinya, “Dan janganlah kamu iri terhadap apa yang dikaruniakan Allah…” (QS. An-Nisaa’: 32), (Diriwayatkan oleh Ath-Thabari, Imam Ahmad, Al-Hakim, dan lain sebagainya)

Baca Juga: Muslimat Pilar Perubahan Sosial di Era Kini

Keduanya memiliki kedudukan yang sama. Dalam peribadatan, secara umum mereka memiliki hak dan kewajiban yang tidak berbeda. Hanya dalam masalah-masalah tertentu, memang ada perbedaan. Hal itu Allah sesuaikan dengan naluri, tabiat, dan kondisi masing-masing.
Allah mentakdirkan bahwa laki-laki tidaklah sama dengan perempuan, baik dalam bentuk penciptaan, postur tubuh, dan susunan anggota badan.

Allah berfirman,“Dan laki-laki itu tidaklah sama dengan perempuan.” (Qs. Ali Imran: 36)

 

Hasutan Para Zionis Dan Kapitalis

Baca Juga: Tujuh Peran Muslimah dalam Membela Palestina

Tidak sedikit kaum Muslim yang telah terpedaya oleh hasutan-hasutan kaum Zionis. Mereka bahkan terlena dengan hasutan tersebut, hingga mereka lalai bahkan lupa dengan Sang Maha Pencipta.

Para Zionis memang sedang bekerja keras untuk merusak moral kaum Muslim, mereka tidak akan tinggal diam jika Islam berkembang pesat di seluruh pelosok dunia. Banyak cara mereka untuk merobohkan moral kaum Muslim, salah satunya lewat media massa. Mereka selalu menampilkan sesuatu yang sebenarnya sangat tidak layak di lihat, seperti majalah dewasa, film porno, dll.

Zaman sekarang semakin marak wanita masuk ke dalam majalah, dengan bangganya mereka berpose, memamerkan lekuk tubuhnya, mengumbar senyum rayuan yang penuh tipu daya, mereka hanya di jadikan boneka yang tidak ada harga diri. Wahai Saudariku, tahukah kamu majalah-majalah tersebut menginginkan agar kita keluar dari Syari’at Allah SWT. Mereka terus membujuk agar kita berpaling dari perintah Allah dan Rasul. Mereka menyuruh kita bersolek dan berpakaian layaknya tarzan di hutan yang kekurangan bahan untuk dijadikan hijab yang syar’i.

Semakin banyaknya tayangan dan gambar-gambar yang tidak senonoh, semakin banyak pula kita berbuat dosa.

Baca Juga: Muslimah dan Masjidil Aqsa, Sebuah Panggilan untuk Solidaritas

Kenapa kaum wanita selalu tergiur dengan busana-busana yang terbuka dan memamerkan perhiasan mereka?

Bukankah Allah memerintahkan untuk menutupi perhiasan mereka?

Semua hal yang dilakukan pasti ada sebabnya, mereka melakukan hal tercela semacam itu karena lemahnya iman mereka dan tidak ada rasa takut kepada Allah. Mereka lupa akan Allah yang melihat apa yang mereka lakukan, hingga mereka kehilangan rasa malu yang sangat indah itu. Lemahnya pemahaman ajaran Islam membuat mereka dengan mudahnya mengikuti prinsip-prinsip dan teori-teori para kaum Kapitalis dan Zionis yang telah kita ketahui kepalsuannya.

Taklid (ikut-ikutan)adalah penyakit yang sangat berbahaya, ibarat kanker yang mematikkan. Taklid seringnya terjadi pada kaum wanita yang tidak mau ketinggalan Mode. Inilah bahayanya Mode bagi kaum wanita. Segala hal dikaitkan dengan Mode hingga mengikis Syari’at Islam. Sayangnya, yang mereka ikuti dan tiru adalah para kaum Yahudi musuh nyata Islam, yang jelas-jelas ingin menghancurkan Islam.

Baca Juga: Penting untuk Muslimah, Hindari Tasyabbuh

Malu Yang Tercela

Malu - dari iluvilsam.jpg" alt="" width="715" height="536" border="0" />Wahai akhwat yang di rahmati Allah, peliharalah rasa malu kalian, karena apapun yang dilakukan dengan rasa malu hasilnya akan indah. Rasulullah bersabda:

وفي رواية لمسلمٍ : (( الحياءُ خَيْرٌ كُلُّهُ )) أَوْ قَالَ : الْحَيَاءُ كُلُّهُ خَيْرٌ

“Sifat malu itu baik seluruh akibatnya.” Atau beliau shallallahu ‘alaihi wasallam  bersabda, “Malu itu semuanya baik akibatnya.” (HR.Muslim)

Baca Juga: Peran Muslimat dalam Menjaga Kesatuan Umat

Namun sifat malu yang ada dalam diri kita jangan menjadi penghalang untuk bertafaqquh fiddin, bertanya tentang ilmu agama. Jangan malu jika kita membela kebenaran.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata,

نِعْمَ النِّسَاءُ نِسَاءُ الْأَنْصَارِ لَمْ يَمْنَعْهُنَّ الْحَيَاءُ أَنْ يَتَفَقَّهْنَ فِي الدِّينِ

“Sebaik-baiknya wanita adalah wanita Anshar. Rasa malu tidaklah menghalangi mereka untuk bertafaqquh, memahami agama ini.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Para sahabat Rasul apabila mereka membutuhkan penjelasan Muhammad SAW, mereka tidak malu untuk langsung bertanya, sebagaimana yang dilakukan oleh Ummu Sulaim radhiyallahu ‘anha.

Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha:

أَنَّ أُمَّ سُلَيْمٍ قَالَتْ يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّ اللهَ لَا يَسْتَحِي مِنَ الْحَقِّ هَلْ عَلَى الْمَرْأَةِ غُسْلٌ إِذَا احْتَلَمَتْ قَالَ نَعَمْ إِذَا رَأَتِ الْمَاءَ

Ummu Sulaim datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lalu berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu terhadap kebenaran. Apakah seorang wanita wajib mandi jika bermimpi?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ya, apabila ia melihat air (mani).” (Muttafaqun ‘alaihi)

Rasa malu yang menghalangi seseorang untuk bertafaqquh fiddin, memahami agama, bukanlah rasa malu yang terpuji.

Wahai kaum Hawa, segeralah sujud kepada Allah, dan tadahkanlah tanganmu mohon ampun kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha penerima tobat, Allah Maha Pengampun, Allah Maha pengasih dan penyayang.  Bertobatlah sebelum keranda menjemputmu, Solatlah kamu sebelum kamu disolatkan, dan tutuplah auratmu sebelum auratmu ditutupkan.

Jagalah auratmu, lihatkan lah kepada suamimu kelak. Buatlah para Bidadari surga cemburu akan keshalihanmu.(Fauziyah/P04)

*penulis adalah wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

di sarikan dari berbagai sumber

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Eropa
Kolom
Indonesia