Canberra, MINA – Senator Australia, Fraser Anning yang ucapan kontroversialnya menyalahkan imigrasi Muslim atas serangan teror Selandia Baru pada Maret lalu, dikritik keras oleh sesama anggota parlemen pada Selasa (2/4).
Penjabat Pemimpin Senat Australia Simon Birmingham mengecam Anning karena “kurangnya memiliki dasar kemanusiaan”, demikian Anadolu Agency melaporkan yang dikutip MINA.
Birmingham mengatakan, Anning telah bertindak dengan cara yang berpotensi memicu lebih banyak aksi terorisme dan kekerasan.
“Anda telah gagal dalam tes karakter yang saya harapkan dari siapa pun yang terpilih untuk tempat ini,” katanya kepada Anning,
Baca Juga: Uni Eropa Berpotensi Embargo Senjata ke Israel Usai Surat Penangkapan ICC Keluar
Sebuah petisi online publik yang mengumpulkan lebih dari satu juta tanda tangan telah membuat Anning menghadapi kecaman resmi di Parlemen, menurut harian Sydney Morning Herald. Petisi itu menyerukan pemecatannya dari badan legislatif nasional Australia.
Fraser Anning, seorang senator independen yang mewakili Queensland mengatakan dia merasa “tidak menyesal” atas komentarnya.
Setidaknya 50 Muslim meninggal akibat aksi teroris penembakkan, dengan banyak yang terluka, serangan itu dilakukan oleh seorang pria kelahiran Australia saat shalat Jumat terhadap jamaah di Masjid Christchurch, Selandia Baru pada 15 Maret lalu.
Saat protes global terhadap aksi teroris itu berdatangan dari seluruh dunia, Anning men-tweet: “Apakah ada yang masih membantah hubungan antara imigrasi Muslim dan kekerasan?”
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Senator Australia itu diledekkan karena pernyataan rasisnya. Kepalanya juga ditonjok dengan sebutir telur oleh remaja Will Connolly ketika berbicara di hadapan wartawan tak lama setelah serangan aksi teroris tersebut.
Tidak menunjukkan rasa bersalah, Anning mengeluarkan pernyataan yang mengatakan, penyebab sebenarnya pertumpahan darah di jalan-jalan Selandia Baru hari ini adalah program imigrasi yang memungkinkan kaum fanatik Muslim bermigrasi ke Selandia Baru. (T/Ais/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)