Senegal Serukan Temu Darurat DK PBB Terkait Pemilu Gambia

Menteri Luar Negeri Mankeur Ndiaye. (Foto: Diplomatie.gouv.sn)

 

Dakar, 10 Rabi’ul Awwal 1438/10 Desember 2016 (MINA) – Pemerintah Senegal pada Sabtu (10/12) menyerukan pertemuan darurat setelah Presiden Yahya Jammeh menolak kekalahannya di pemilihan presiden 1 Desember lalu.

Jammeh yang sudah berkuasa selama 22 tahun secara mengejutkan kalah dari pemimpin oposisi Adama Barrow.

Menteri Luar Negeri Senegal Mankeur Ndiaye berbicara di stasiun televisi TFM, juga meminta Presiden Jammeh menghormati putusan pemilu.

Menteri Ndiaye “sungguh-sungguh” memperingatkan Jammeh untuk tidak merugikan kepentingan Senegal atau warganya di negara Afrika Barat itu. Demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip MINA.

Senegal saat ini adalah anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.

Sebelumnya pada pekan lalu, Jammeh secara terbuka mengakui kekalahannya.

Namun, dugaan terjadinya kejanggalan dalam proses pemilu presiden membuat Jammeh berbalik menolak hasil pemilu.

“Saya merekomendasikan pemilu baru dan transparansi yang akan diresmikan oleh komisi pemilihan yang independen dan terpercaya,” kata Jammeh.

Juru bicara oposisi Isatou Touray mengkritik langkah Jammeh melalui media sosial dengan menyebutnya sebagai “pelanggaran demokrasi”. Dia juga menyerukan orang-orang untuk tetap tenang, berpikir jernih, waspada dan tidak mundur.

Angka resmi hasil dari pemungutan suara pemilihan presiden menunjukkan bahwa Barrow meraih 43,29 persen suara, sementara Jammeh 39,64 persen dengan jumlah pemilih hanya 59 persen dari seluruh rakyat Gambia.

Selain berbatasan dengan laut, Gambia dikelilingi oleh wilayah darat Senegal yang jauh lebih besar wilayahnya. (T/P001/R01)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA) 

 

 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.