Abuja, Nigeria, 5 Rabi’ul Akhir 1436/26 Januari 2015 (MINA) – Sumber-sumber militer Nigeria mengatakan kepada Al Jazeera, rekan kelompok bersenjata Boko Haram di kemiliteran Nigeria, paling mungkin membantu kelompok yang beberapa tahun terakhir berjuang untuk menerapkan hukum Islam itu.
Sumber mengatakan pada Ahad (25/1), banyak senjata yang dimiliki Boko Haram berasal dari tentara pemerintah, bukan dari Al-Qaeda di Maghreb Islam yang berbasis di negara tetangga Chad, Niger, Mali dan Mauritania, Al Jazeera melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Kelompok telah menyerang Maiduguri, ibu kota negara bagian Borno, sehari setelah Presiden Goodluck Jonathan melakukan kampanye pemilihan presiden.
Ketakutan telah berkembang selama berbulan-bulan tentang kemungkinan terjadinya serangan terhadap Maiduguri, setelah kelompok itu mulai merebut kota-kota dan desa di tiga negara bagian timur laut sekitar enam bulan yang lalu.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Pada 3 Januari, Boko Haram menguasai pusat kota nelayan Baga, di ujung utara Borno. Pengamat keamanan mengatakan, posisi kelompok sangat memungkinkan untuk menyerang Maiduguri selatan.
Boko Haram sebagian besar telah menguasai negara bagian Borno dan sebagian negara bagian Adamawa dan Yobe.
Saat ini, kelompok masih terlibat pertempuran sengit melawan milter pemeritah di kota Maiduguri dan Monguno.
Yvonne Ndege Al Jazeera melaporkan dari ibukota Abuja, militer mengklaim beberapa keberhasilan dalam upaya mencegah jatuhnya Maidiguri. Namun sumber-sumber lokal mengatakan, pertempuran masih berlangsung di beberapa daerah.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Seorang anggota Pasukan Tugas Gabungan (JTF), sebuah kelompok gabungan sipil dan tentara yang juga melawan Boko Haram, mengatakan sedikitnya 20 tentara dan 10 warga sipil telah tewas dalam bentrokan di Maiduguri.
Serangan Boko Haram itu bertepatan dengan kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry ke negara itu.
Kerry bertemu dengan Presiden Jonathan dan kadidat calon presiden saingannya, mantan jenderal Muhammadu Buhari, menjelang pemilihan presiden bulan depan. (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)